Jeritan Pengusaha Rotan Cirebon, Terjepit Kebijakan Tarif Impor Trump

2 weeks ago 5

Kamis, 17 April 2025 - 18:52 WIB

Cirebon, VIVA – Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor sebesar 32 persen, membuat para pengusaha rotan di Cirebon resah. Sebagai sentra industri rotan terbesar di Indonesia yang banyak mengekspor produknya ke Amerika dan Eropa, langkah tersebut dinilai mengancam kelangsungan bisnis mereka.

Sejak diumumkannya kebijakan itu, reaksi negatif langsung muncul dari para pelaku industri rotan. Mereka khawatir lonjakan tarif tersebut akan berdampak besar terhadap volume ekspor, terutama ke Amerika Serikat, yang selama ini menjadi pasar utama mereka.

Industri Furniture Rotan di Cirebon

Photo :

  • Azizi Erfan (Cirebon)

Kekhawatiran semakin bertambah karena sejumlah pembeli dari Amerika sudah mulai bersikap wait and see. Mereka menunda pemesanan produk rotan dari Cirebon untuk jangka panjang, sambil menunggu kejelasan soal kebijakan baru ini.

“Yang jelas sekarang sedang hold untuk jangka panjang, tapi yang sudah berjalan masih. Cuma jangka panjang di-hold. Mereka juga ancam minta diskon sekitar 30 persen dari harga yang sudah jalan. Itu sangat berat tapi satu sisi kita harus produksi. Harapan saya pemerintah agar lebih cepat lakukan negosiasi dengan Amerika,” ujar Muhammad Akbar, salah satu pengusaha rotan di Cirebon, Kamis (17/04/2025).

Akbar menyebut, sekitar 50 hingga 70 persen ekspor rotan dari Cirebon dikirim ke Amerika. Maka, jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan tanpa ada pengecualian, dampaknya akan sangat besar, bukan hanya pada pelaku usaha, tetapi juga para pekerja yang menggantungkan hidup di sektor industri ini.

Situasi diperparah oleh permintaan para buyer agar diberikan diskon harga hingga 30 persen untuk mengimbangi kenaikan pajak impor dari Amerika. Permintaan ini jelas menjadi beban tambahan bagi pengusaha rotan, yang sebelumnya sudah dihadapkan dengan naiknya biaya bahan baku dan produksi.

Para pelaku industri rotan berharap pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkret dalam 90 hari masa transisi sebelum tarif baru diberlakukan. Mereka mendesak agar pemerintah membentuk tim negosiator yang bisa segera berkomunikasi dengan pihak Amerika Serikat guna mencari peluang keringanan atau pengecualian terhadap produk rotan dari Indonesia.

Jika tidak ada solusi, banyak pengusaha yang khawatir akan terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran, yang bisa berujung pada pengurangan tenaga kerja. (Azizi Erfan/tvOne/Cirebon)

 Kemenkeu)

ASEAN Tunduk Kebijakan Trump, Sri Mulyani Ungkap Rencana Bakal Ditempuh

Sri Mulyani Sebut ASEAN Sepakat Tak Balas Tarif Trump

img_title

VIVA.co.id

11 April 2025

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |