Jakarta, VIVA – Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memberlakukan tarif tinggi pada barang impor, menuai ragam respons dari berbagai negara, termasuk Kamboja. Pemerintah Kamboja secara resmi mengirim surat kepada Trump untuk meminta negosiasi dan penundaan atas tarif sebesar 49% yang dikenakan pada produk asal negaranya.
Berdasarkan laporan Kantor Berita Kamboja (AKP) pada 4 April lalu, Kamboja mengambil langkah dengan memangkas tarif impor untuk 19 kategori produk asal AS. Tarif tersebut diturunkan dari batas maksimal 35% menjadi hanya 5%. Pemangkasan ini sebagai bentuk itikad baik demi menjaga hubungan perdagangan bilateral.
"Dalam surat yang dikirim kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet meminta dilakukannya negosiasi setelah AS memberlakukan tarif sebesar 49% pada produk asal Kamboja, serta mendesak Trump untuk menunda pelaksanaan tarif tersebut," demikian laporannya seperti dikutip dari Vietnam+, Senin, 7 April 2025.
Presiden AS Donald Trump berlakukan tarif masuk barang impor ke AS
Photo :
- AP Photo/Mark Schiefelbein
Hun Manet, menekankan bahwa tarif maksimal Kamboja selama ini tidak pernah melebihi 35%. Dia bahkan menjelaskan bahwa, sebagai ungkapan itikad baik Kamboja dan dalam semangat memperkuat hubungan perdagangan bilateral Kamboja-AS, negaranya berkomitmen untuk mempromosikan impor produk asal AS dengan pengurangan langsung 19 kategori produk dari tarif maksimal 35% menjadi tarif yang berlaku sebesar 5%.
Perdana Menteri itu juga menambahkan bahwa Kamboja tetap berkomitmen penuh untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif dan produktif dengan pemerintah AS, guna semakin mempererat kerja sama perdagangan kedua negara. Hal ini agar rakyat di kedua belah pihak dapat merasakan manfaat nyata dari hubungan perdagangan ini.
Menteri Perdagangan Kamboja, Cham Nimul, juga turut angkat bicara. Dia meminta Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, agar membentuk mekanisme negosiasi dan memperpanjang batas waktu penerapan tarif tersebut.
Tujuannya agar ada kesempatan konsultasi dengan para pemangku kepentingan dan dilakukan penilaian menyeluruh terhadap pendekatan alternatif yang bisa melindungi kepentingan ekonomi AS tanpa mengorbankan pembangunan berkelanjutan Kamboja.
Cham Nimul mengatakan, bahwa Kamboja sangat menghargai hubungan jangka panjangnya dengan AS yang telah dibangun atas dasar saling menghormati, kepentingan bersama dan kerja sama yang konstruktif selama beberapa dekade. Selain itu, sebagian besar ekspor Kamboja ke AS bersifat saling melengkapi dengan barang dan industri Amerika.
Halaman Selanjutnya
Tujuannya agar ada kesempatan konsultasi dengan para pemangku kepentingan dan dilakukan penilaian menyeluruh terhadap pendekatan alternatif yang bisa melindungi kepentingan ekonomi AS tanpa mengorbankan pembangunan berkelanjutan Kamboja.