KND Apresiasi Petugas Haji, Cabut Manifest demi Satukan Disabilitas dengan Pendamping

5 hours ago 3

Rabu, 21 Mei 2025 - 05:20 WIB

Madinah, VIVA – Langkah berani dilakukan petugas haji di Madinah demi melindungi jemaah lansia dan penyandang disabilitas. Demi mencegah potensi gangguan kejiwaan hingga kejadian jemaah hilang, sejumlah petugas mencabut jemaah dari daftar manifest syarikah agar bisa berangkat bersama pendampingnya.

“Petugas di lapangan berani mengambil langkah, mencabut mereka dari manifest. Mengeluarkan mereka dari rombongan dan itu mereka bernegosiasi dengan syarikah. Kami apresiasi kesadaran mereka untuk melakukan langkah itu,” ujar Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND), Deka Kurniawan, di Hotel Tajwar, Madinah, Selasa (20/5/2025).

Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Deka Kurniawan

Photo :

  • Syahdan Nurdin/MCH 2025

Menurut Deka, langkah ini disebut sebagai bentuk inovasi dan keberanian yang tak tertulis dalam SOP resmi, namun terbukti menyelamatkan jemaah rentan dari pemicu kejiwaan yang berbahaya, seperti demensia atau disorientasi.

“Yang lebih luar biasa lagi, jemaah-jemaah yang berpotensi mengalami perburukan kondisi dikumpulkan di hotel transit untuk diberangkatkan secara mandiri. Ini tidak ada dalam SOP, tapi ini langkah kemanusiaan yang nyata,” imbuh Deka.

Deka menambahkan, terpisahnya jemaah dari pendamping mereka—baik anggota keluarga maupun petugas medis—seringkali memicu stres berat hingga menyebabkan mereka linglung dan tersesat. Kondisi ini banyak terjadi akibat sistem manifest syarikah yang tidak mengatur pengelompokan sesuai kebutuhan pendampingan.

KND melakukan pemantauan intensif di berbagai sektor Madinah dan mengakui bahwa pelayanan terhadap lansia dan disabilitas mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya karena antisipasi dini dan pemetaan oleh petugas, yang langsung mendata kondisi jemaah dari hotel ke hotel.

“Tadi kami langsung briefing petugas layanan lansia dan disabilitas untuk mendata siapa saja yang berpeluang punya kondisi demensia. Sore ini harus sudah dapat datanya, agar besok tidak dipaksa berangkat tanpa pendamping,” jelasnya.

Kendati begitu, kata Deka, KND mencatat masih banyak tantangan di aspek aksesibilitas, terutama infrastruktur dan transportasi di Arab Saudi yang belum sepenuhnya ramah disabilitas.

“Namun secara umum, KND menilai terobosan dari Daker Madinah layak dijadikan model penanganan lansia dan disabilitas yang lebih humanis dan inklusif ke depannya,” jelasnya.

Seperti diketahui, petugas haji dengan nama Siti Maria Ulfa sebagai Koordinator Layanan Lansia dan Disabilitas Sektor 2 Madinah berani melakukan terobosan dengan mencabut manifest  Juniana M Yoyyib dari syarikah yang berbeda agar bergabung dengan anaknya Fatimah Zahro sebagai pendamping untuk keberangkatan ke Mekah.

Halaman Selanjutnya

“Tadi kami langsung briefing petugas layanan lansia dan disabilitas untuk mendata siapa saja yang berpeluang punya kondisi demensia. Sore ini harus sudah dapat datanya, agar besok tidak dipaksa berangkat tanpa pendamping,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |