Medan, VIVA – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turun ke Belawan, Kota Medan melakukan investigasi kasus Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP. Oloan Siahaan menembak mati seorang remaja MS (17), di ruas Tol Belmera, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Minggu dini hari, 4 Mei 2025.
Komisioner Kompolnas, Muhammad Choirul Anam mengatakan sudah bertemu dengan Kapolda Sumut, Irjen Pol. Whisnu Hermawan untuk mengetahui titik awal kasus ini. Termasuk, penyidikan kasus tersebut, juga dipantau Itwasum Polri.
"Cuma Pak Kapolda pesan tadi ke jajarannya untuk silakan buka kepada Kompolnas, Irwasum, dan lain sebagainya, agar prosesnya akuntabel dan transparan itu saja," sebut Choirul Anam saat memberikan keterangan pers, di Mako Polda Sumut, Selasa siang, 6 Maret 2025.
Choirul Anam menjelaskan pihaknya akan turun ke lapangan dengan menggali data, informasi, dan bukti yang ada. Termasuk, bakal mendatangi rumah keluarga MS yang ditembak mati tersebut.
Begitu juga, Choirul Anam mengatakan pihaknya, akan mengalih informasi dari pihak kepolisian. Tapi, tidak langsung diterima begitu saja. Ada langkah Kompolnas untuk melakukan verifikasi terkait dengan informasi tersebut.
"Misalnya Pak Kapolda dengan jajarannya ngomong, ini lho ya kejadiannya begini, memang, kami langsung terima, ya enggak. Kami akan verifikasi juga, bandingkan dengan bukti-bukti yang lain dan sebagainya lah. Itu kami sedang memulainya siang ini," jelas Choirul Anam.
Choirul Anam mengaku juga menerima laporan, bahwa AKBP. Oloan Siahaan resmi dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kapolres Pelabuhan Belawan. Hal tersebut, imbas dari penembakan itu.
"Kami mengecek, Pak Kapolres dinonaktifkan dari jabatannya. Ini langkah positif, untuk menjamin semua proses, kami lakukan tidak ada pengaruh dari Kapolresnya. Karena itu, jabatan ya. Karena itu, langkah akuntabilitas dan transparansi," jelas Choirul Anam.
Kompolnas selain fokus dalam pemantauan dalam proses penyidikan penembakan tersebut. Choirul Anam mengungkapkan harus dilihat problem sosial yang terjadi di Belawan. Sehingga hal itu, tidak lepas dengan aksi tawuran kerap terjadi.
"Semua orang lepas dari isu penembakan, perhatian problem sosial, harus melihat ini lebih luas. Problem sosial, polisi punya batasan dan kewenangan dan sebagainya. Polisi hadir diujung bila terjadi kekerasan," ucap Choirul Anam.
Untuk menyelesaikan problem sosial tersebut, Choirul Anam mengimbau kepada pihak-pihak terkait, untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat dengan baik di Belawan ini.
"Kami mengimbau yang memberikan perhatian kasus ini, untuk bekerja bareng-bareng. Khususnya, Pemprov dan Pemda serta organisasi masyarakat, untuk menyelesaikan secara komprehensif, problem sosial kita kroyok sama-sama biar selesai dengan baik," kata Choirul Anam.
Diberitakan sebelumnya, saat terjadi insiden penyerangan hingga penembakan tersebut, ada dua remaja tertembak masing-masing berinsial MS (17) dan B. Korban tewas berinsial MS dan B masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit.
Whisnu mengungkapkan bahwa saat itu, Kapolres Pelabuhan Belawan melintas dari jalan tol tersebut, kemudian para kelompok tersebut, tawuran dan melakukan pelemparan terhadap mobil melintas, termasuk mobil dinas AKBP. Oloan Siahaan.
Dimana, mobil dinas Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP. Oloan Siahaan diserang kelompok pemuda, yang melakukan tawuran di Tol Belmera, tepatnya sejauh 2 KM dari gerbang tol, di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Minggu dini hari, 4 Mei 2025, sekitar pukul 02.00 WIB.
Berdasarkan kronologi kejadian, sebelumnya terjadi tawuran antar kelompok pemuda di Kelurahan Belawan 1 dengan pemuda Linkungan 13 Selebes Kelurahan Belawan 2 di Jalan Stasiun Simpang Kantor Camat Belawan, hingga sejumlah pemuda masuk dalam ruas tol Belmera.
Halaman Selanjutnya
Choirul Anam mengaku juga menerima laporan, bahwa AKBP. Oloan Siahaan resmi dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kapolres Pelabuhan Belawan. Hal tersebut, imbas dari penembakan itu.