Antananarivo, VIVA – Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina mengaku telah melarikan diri dari negaranya karena khawatir akan keselamatannya setelah kudeta militer yang bergabung dengan para massa demonstran anti-pemerintah.
Namun, Rajoelina tidak mengumumkan bahwa akan mengundurkan diri dari jabatannya dalam pidato yang disiarkan di media sosial pada Senin malam dari lokasi yang dirahasiakan.
Pria berusia 51 tahun itu telah menghadapi protes anti-pemerintah yang dipimpin oleh Generasi Z selama berminggu-minggu, yang mencapai titik krusial pada hari Sabtu ketika sebuah unit militer elit Administrasi Personel Angkatan Darat (CAPSAT) menyatakan dukungan terhadap unjuk rasa anti-pemerintah dan menyerukan agar presiden dan menteri lainnya mundur.
CAPSAT adalah sebuah unit militer yang berperan besar dalam menempatkan Rajoelina di pucuk kekuasaan Madagaskar pada kudeta di negara tersebut di tahun 2009.
Militer Madagaskar bergabung bersama demonstran unjuk rasa anti-pemerintah
Hal itu mendorong Rajoelina untuk mengatakan bahwa upaya ilegal untuk merebut kekuasaan sedang berlangsung di pulau di Samudra Hindia itu, dan menjadi alasan dirinya untuk meninggalkan negara itu.
"Saya terpaksa mencari tempat yang aman untuk melindungi hidup saya,"kata Rajoelina dalam pidato larut malamnya, yang juga seharusnya ditayangkan di televisi Madagaskar tetapi ditunda selama berjam-jam setelah tentara berusaha menguasai gedung-gedung penyiaran negara, menurut kantor presiden seperti dilansir The Guardian, Selasa, 14 Oktober 2025.
Pidato tersebut akhirnya disiarkan di halaman Facebook resmi kepresidenan tetapi tidak di TV nasional.
Ini adalah komentar publik pertama Rajoelina sejak unit militer CAPSAT berbalik melawan pemerintahannya dalam sebuah kudeta, dan bergabung dengan ribuan pengunjuk rasa yang berunjuk rasa di alun-alun utama di ibu kota, Antananarivo, selama akhir pekan.
Rajoelina menyerukan dialog "untuk menemukan jalan keluar dari situasi ini" dan mengatakan konstitusi harus dihormati. Ia tidak mengatakan bagaimana ia meninggalkan Madagaskar atau di mana ia berada.
Pada Minggu, CAPSAT menunjuk panglima militer baru – beberapa jam usai Rajoelina mengecam dukungan mereka terhadap pengunjuk rasa sebagai "upaya merebut kekuasaan secara ilegal".
Militer Madagaskar bergabung bersama demonstran unjuk rasa anti-pemerintah
Rajoelina adalah presiden pertama dari tahun 2009 hingga 2014 sebelum kembali berkuasa pada tahun 2023. Ia semakin terisolasi setelah kehilangan dukungan dari unit militer kunci yang bergabung dengan ribuan aktivis muda yang dikenal sebagai "Gen Z Madagaskar" untuk memprotes korupsi dan kemiskinan.
Halaman Selanjutnya
Gerakan tersebut sebelumnya telah menolak undangan untuk bertemu dengannya guna berdialog dan menuntut pengunduran dirinya.