Kiev, VIVA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak para pemimpin dan komunitas internasional untuk "tidak kehilangan momentum memajukan perdamaian" setelah kemajuan yang dicapai di Timur Tengah dengan kesepakatan gencatan senjata Gaza.
"Perang di Eropa juga dapat diakhiri," ujar Zelensky dalam unggahannya X dilansir The Guardian Selasa, 14 Oktober 2025, eraya menambahkan bahwa kepemimpinan AS dan mitra Ukraina merupakan "yang paling penting".
Zelensky menyampaikan bahwa ia telah menghabiskan hampir satu jam membahas topik tersebut dengan Presiden Finlandia Alexander Stubb.
"Kami sedang mengoordinasikan posisi kami. Penting bagi Presiden Trump untuk berhasil menerapkan langkah-langkah yang diperlukan guna mengamankan pembebasan sandera dan menghentikan perang di Gaza," ujar Zelensky
Presiden FIFA Gianni Infantino menghadiri KTT Gaza di Sharm el-Sheikh
"Tidak diragukan lagi, tindakan tepat Amerika Serikat juga dapat membantu mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina. Kami memiliki visi yang sama untuk hal ini," imbuhnya
Perbincangan Zelensky dan Stubb juga membahas mengenai serangan Rusia baru-baru ini terhadap sektor energi Ukraina dan menekankan pentingnya memperkuat pertahanan udara.
"Saya berterima kasih atas kesediaan untuk membantu. Rusia harus dilucuti dari sarana untuk melanjutkan perang dan terornya – dan ini dapat menjadi fondasi paling andal bagi perdamaian di kawasan kami," ungkapnya
Perdamaian di Gaza
KTT Perdamaian Gaza digelar di Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin, 13 Oktober 2025, dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dihadiri 35 pemimpin dunia dilaksanakan untuk membahas perdamaian di Jalur Gaza.
Peserta KTT dalam pernyataan bersama, termasuk pemimpin AS, Qatar, Turki, dan Mesir, berkomitmen terhadap penyelesaian setiap perselisihan di masa mendatang melalui diplomasi dan negosiasi, bukan dengan kekerasan, menurut deklarasi bersama yang dirilis Gedung Putih.
"Kami dengan ini berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan di masa mendatang melalui langkah diplomatik dan negosiasi, alih-alih dengan kekerasan atau konflik berkepanjangan," menurut pernyataan yang dipublikasikan, Senin.
"Kami mengakui bahwa Timur Tengah tidak dapat bertahan dalam siklus peperangan yang berkepanjangan, perundingan yang terhenti, atau penerapan syarat yang dinegosiasikan secara terpisah-pisah, tidak lengkap, atau selektif."
Halaman Selanjutnya
"Kami mengupayakan visi komprehensif untuk mewujudkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama di kawasan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip saling menghormati dan senasib sepenanggungan," menurut dokumen tersebut lebih lanjut. Pertemuan ini dihadiri sejumlah pemimpin dunia dari Timur Tengah, Eropa, hingga Asia, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden RI Prabowo Subianto serta Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz.