VIVA – Memasuki 2025 penjualan mobil baru belum pulih seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan cendrung merosot dibandingkan 2024 secara retail ataupun wholesales.
Ada berbagai faktor yang membuat penjualan mobil belum kembali normal. Diantarnya harga yang terus merangkak naik, sehingga tidak sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Booth Honda di GIIAS 2024
Photo :
- Honda Prospect Motor
Atas dasar itulah leasing, atau lembaga pembiayaan semakin memperketat calon debitur, sehingga sulit untuk mengajukan kredit mobil baru. Selain itu ada juga yang menahan pembelian setelah pemilu.
Beberapa faktor tersebut kerap diutarakan oleh stakeholder terkait demi menjawab penurunan minat beli masyarakat terhadap mobil baru.
Artinya dengan bertambahnya brand mobil pendatang baru di Tanah Air tidak mampu mendongkrak penjualan secara nasional. Padahal seperti diketahui belakangan ini banyak merek China yang berdatangan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ada 40 brand mobil saat ini masih aktif menyetorkan data penjualan, dan 5 brand lainnya hanya sekadar tercantum.
Tahun ini penjualan mobil baru dari diler ke konsumen, alias ritel sepanjang Januari-Maret 2025 hanya 210.483 unit. Menurun sekitar 9 persen dibandingkan periode yang sama, pada 2024 yaitu 231.017 unit.
Adapun menjelang Lebaran, atau penjualan Maret tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal yang wajar dari tahun ke tahun, di mana kebutuhan mobil meningkat di momen tertentu.
Masih menurut data asosiasi tersebut, selama bulan Ramadhan kemarin penjualan mobil baru mencapai 76.582 unit, artinya meningkat sekitar 9,6 persen dari Februari yang hanya 69.872 unit.
Hampir semua brand mengalami lonjakan permintaan menjelang Lebaran tahun ini. Toyota sebagai pemimpin pasar berhasil menjual mobil barunya ke konsumen sebanyak 24.514 unit, meningkat 10 persen dari bulan kedua.
Begitupun dengan brand lain yang masih di dalam Astra Group, yaitu Daihatsu. Penjualan mobil Daihatsu ke konsumen pada bulan lalu mencapai 13.111 unit, melonjak sekitar 5 persen dari sebelumnya 12.501 unit.
Hal yang sama juga dialami merek lain, termasuk pendatang baru seperti BYD dan Denza yang berhasil menyusul beberapa merek pemain lama dari daftar 10 besar terlaris secara retail.
Terlepas dari itu, secara total penjualan mobil tahun ini juga merosot dari sisi wholesales atau pendistribusian produsen ke jaringan diler. Tahun ini selama kuartal pertama hanya 205.160 unit, tahun lalu masih 215.250 unit.
Halaman Selanjutnya
Tahun ini penjualan mobil baru dari diler ke konsumen, alias ritel sepanjang Januari-Maret 2025 hanya 210.483 unit. Menurun sekitar 9 persen dibandingkan periode yang sama, pada 2024 yaitu 231.017 unit.