Washington, VIVA – Presiden Donald Trump kembali melontarkan ancaman kontroversial, yakni ingin mendeportasi warga negara Amerika Serikat yang melakukan kejahatan dan tindak kekerasan ke penjara di luar negeri.
Dalam pernyataan terbaru, Trump menyatakan dirinya ingin mengirim “penjahat lokal” ke salah satu penjara paling ditakuti di El Salvador.
Gagasan ini muncul dalam pembicaraan Trump dengan Presiden El Salvador Nayib Bukele pada hari Senin, 14 April 2025.
Bukele, yang secara provokatif menyebut dirinya sebagai "diktator paling keren di dunia," telah dikenal karena bersedia menampung migran ilegal yang dideportasi dari AS ke penjara-penjara negaranya.
Kini, Trump ingin memperluas cakupan deportasi tersebut—tidak hanya untuk migran, tetapi juga untuk warga AS sendiri.
"Saya menyebut mereka penjahat lokal. Mereka yang tumbuh besar dan terjadi kesalahan, lalu memukul kepala orang dengan tongkat bisbol dan mendorong orang ke kereta bawah tanah," kata Trump, dikutip dari ANews, Rabu 16 April 2025.
"Kami sedang menyelidikinya dan ingin melakukannya. Saya ingin melakukannya."
Trump mengatakan bahwa dirinya telah meminta Jaksa Agung Pam Bondi untuk memeriksa kemungkinan hukum dari deportasi semacam ini. Wacana ini memperlihatkan bagaimana mantan presiden berusia 78 tahun itu kian berani menantang batas-batas perlindungan konstitusional warga negaranya sendiri.
Sementara itu, Bukele telah menawarkan untuk menerima tahanan dari AS dengan imbalan dana sebesar $6 juta. Tawaran itu datang tak lama setelah Trump dilantik untuk masa jabatan keduanya.
Lebih dari 250 migran telah dideportasi ke El Salvador di bawah kebijakan Trump, sebagian besar dengan memanfaatkan hukum perang yang mengabaikan hak atas proses hukum.
Namun, langkah ini tidak luput dari kritik. Pemerintahan Trump tengah mendapat tekanan dalam kasus Kilmar Abrego Garcia—seorang ayah asal Maryland—yang dideportasi secara keliru ke El Salvador. Mahkamah Agung AS bahkan telah memerintahkan pemulangannya dari penjara terkenal tersebut, setelah pemerintah mengakui adanya “kesalahan administratif.”
Ilustrasi tahanan diborgol
Meski begitu, Bukele menolak keras perintah tersebut.
“Tidak masuk akal,” ujar Bukele soal permintaan pemulangan Garcia.
Pejabat Trump tetap bersikeras bahwa Garcia adalah anggota geng MS-13, meski tidak pernah ada catatan hukuman terhadapnya.
Halaman Selanjutnya
"Kami sedang menyelidikinya dan ingin melakukannya. Saya ingin melakukannya."