Jakarta, VIVA – Jerawat umumnya muncul di wajah, punggung, atau dada. Tapi pernahkah kamu mengalami jerawat di kulit kepala, terutama di area garis rambut, belakang kepala, atau bahkan di bawah rambut? Meskipun tidak terlihat, jerawat di rambut bisa sangat mengganggu, menimbulkan rasa gatal, nyeri saat menyisir, bahkan perih ketika keramas.
Masalah ini kerap dianggap sepele, padahal bisa menjadi tanda bahwa kulit kepala sedang mengalami gangguan serius. Yuk, kita bahas lebih dalam apa saja penyebab jerawat di rambut, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya dengan benar.
Apa Itu Jerawat di Kulit Kepala?
Jerawat di kulit kepala atau dikenal juga sebagai folikulitis scalp adalah kondisi ketika pori-pori atau folikel rambut mengalami penyumbatan atau infeksi. Sama seperti jerawat di wajah, penyebab utamanya adalah minyak berlebih (sebum), sel kulit mati, dan bakteri.
Jerawat ini bisa berbentuk:
- Bintik kecil seperti komedo
- Benjolan merah meradang
- Jerawat bernanah
- Kadang disertai rasa nyeri atau gatal
Ilustrasi Kulit Kepala Berjerawat
Photo :
- www.freepik.com/free-photo
Penyebab Jerawat di Rambut yang Perlu Kamu Tahu
1. Kelenjar Minyak yang Terlalu Aktif
Kulit kepala memiliki banyak kelenjar sebaceous (minyak). Ketika kelenjar ini terlalu aktif, minyak yang diproduksi bisa bercampur dengan kotoran dan sel kulit mati, lalu menyumbat folikel rambut.
Hasilnya? Terbentuklah jerawat di bawah permukaan rambut, terutama jika kamu jarang keramas atau menggunakan produk rambut yang berat.
2. Penumpukan Produk Rambut
Pemakaian berlebihan produk seperti:
- Gel rambut
- Minyak rambut
- Pomade
- Dry shampoo
- Hair spray
... bisa meninggalkan residu di kulit kepala. Jika tidak dibersihkan dengan benar, produk-produk ini bisa menyumbat pori-pori dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri penyebab jerawat.
3. Keringat Berlebih dan Jarang Mencuci Rambut
Bagi kamu yang aktif berolahraga atau sering memakai helm, kulit kepala bisa jadi lembap dan berkeringat. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa dicuci, keringat ini menjadi media subur untuk bakteri berkembang.
Tips: Selalu cuci rambut setelah aktivitas berat, terutama jika kamu berkeringat banyak.
4. Penggunaan Helm atau Topi yang Kotor
Helm, topi, atau hijab yang jarang dicuci bisa menumpuk minyak, debu, dan bakteri. Ketika kontak langsung dengan kulit kepala, bakteri ini bisa menyebabkan infeksi kecil yang memicu jerawat.
Pastikan kamu mencuci topi dan helm secara rutin, dan pastikan bagian dalamnya tetap kering.
5. Gangguan Hormon
Perubahan hormon, seperti saat pubertas, menstruasi, atau stres berat, bisa menyebabkan produksi minyak meningkat. Sama seperti jerawat di wajah, ketidakseimbangan hormon juga bisa menyebabkan jerawat di kulit kepala.
6. Alergi atau Iritasi dari Produk Perawatan
Beberapa orang memiliki kulit kepala yang sensitif terhadap bahan kimia tertentu seperti:
- SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dalam sampo
- Parfum sintetis
- Pewarna rambut
Reaksi alergi bisa memicu peradangan dan menyebabkan jerawat kecil. Pilihlah produk yang bebas sulfat dan pewangi buatan jika kulit kepalamu sensitif.
ilustrasi dry shampoo
Photo :
- www.istockphoto.com
7. Kebersihan Sisir atau Alat Styling yang Buruk
Sisir, hairbrush, dan alat styling rambut lainnya bisa menjadi sarang bakteri jika tidak dibersihkan. Menggunakan alat kotor di kulit kepala akan menyebarkan kuman dan memperparah jerawat.
Solusi: Bersihkan alat rambut secara berkala dengan air hangat dan sabun antibakteri.
Cara Mengatasi Jerawat di Rambut
Kalau kamu sudah terlanjur memiliki jerawat di kulit kepala, jangan khawatir. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
Gunakan Sampo Anti-Jerawat
Pilih sampo dengan kandungan:
- Salicylic acid (asam salisilat)
- Tea tree oil
- Zinc pyrithione
- Ketoconazole (jika disertai ketombe)
Sampo ini membantu membersihkan pori-pori, mengurangi minyak, dan membunuh bakteri.
Hindari Produk Rambut yang Berat dan Lengket
Batasi penggunaan gel atau pomade, terutama di dekat kulit kepala. Pilih produk yang ringan dan non-komedogenik (tidak menyumbat pori).
Rutin Cuci Rambut
Sesuaikan frekuensi keramas dengan jenis kulit kepalamu:
- Kulit kepala berminyak: setiap hari atau 1 hari sekali
- Kulit kepala normal: 2–3 kali seminggu
- Jangan biarkan kotoran dan minyak menumpuk terlalu lama.
Jangan Memencet Jerawat!
Memencet jerawat di kulit kepala bisa memperparah infeksi dan menyebabkan bekas luka. Biarkan jerawat sembuh dengan sendirinya, atau oleskan salep antibiotik ringan jika perlu.
Konsultasi ke Dokter Kulit
Jika jerawat di kulit kepala terus muncul atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Bisa jadi itu bukan jerawat biasa, melainkan folikulitis berat atau infeksi jamur yang butuh pengobatan khusus.
Jerawat di rambut memang tidak terlihat, tapi dampaknya bisa sangat mengganggu kenyamanan. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari minyak berlebih, kebersihan yang kurang, hingga reaksi terhadap produk perawatan rambut. Kunci utama mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan kulit kepala, memilih produk yang tepat, dan konsisten merawat rambut dengan benar.
Kalau kamu ingin kulit kepala bersih dan bebas jerawat, mulailah dari gaya hidup bersih dan produk yang ramah kulit. Karena rambut sehat berawal dari kulit kepala yang sehat juga.
Halaman Selanjutnya
Kulit kepala memiliki banyak kelenjar sebaceous (minyak). Ketika kelenjar ini terlalu aktif, minyak yang diproduksi bisa bercampur dengan kotoran dan sel kulit mati, lalu menyumbat folikel rambut.