Jakarta, VIVA – Moody's Ratings, lembaga pemeringkatan kredit global, memberikan pukulan telak bagi pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan menurunkan rangking utang AS dari AAA menjadi AA1. Hal ini dinilai akan meningkatkan tekanan terhadap perekonomian AS.
Ini menandai pertama kalinya ketiga lembaga kredit internasional, yaitu Moody's Ratings, S&P Global Ratings, dan Fitch Ratings, memberi peringkat AS di bawah kelas triple-A. Keputusan Moody's muncul saat AS tengah menghadapi risiko resesi seiring meningkatnya tarif dan inflasi.
"Pemerintahan dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyepakati langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga," jelas Moody's Ratings dikutip dari China Org Cn pada Senin, 19 Mei 2025.
Utang AS yang turun peringkat jadi AA1 diperkirakan akan mendongkrak imbal hasil obligasi Treasury AS. Prediksi mulai terlihat dari pergerakan imbal hasil pada obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik sekitar 4,51 persen pada hari ini sehingga memperpanjang rebound hari Jumat usai keputusan Moody's dirilis.
Ilustrasi utang.
Photo :
- Dokumentasi House Demolitions Brisbane.
Ini sejalan dengan pandangan Presiden Yardeni Research, Ed Yardeni, mengatakan imbal hasil Treasury 10 tahun dapat melonjak setinggi-tingginya 5 persen saat rincian RUU pajak rampung. Biaya pinjaman juga diprediksi naik yang mana industri properti perumahan akan merasakan dampak paling pertama.
"Penurunan peringkat kredit AS oleh Moody's merupakan kelanjutan dari tren panjang ketidakmampuan pemerintah bertanggung jawab terhadap sektor fiskal yang pada akhirnya akan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih tinggi bagi sektor publik dan swasta di Amerika Serikat," jelas Pendiri Hedge Fund Capital Management, Spencer Hakimian.
Moody's juga memaparkan upaya Kongres AS memperpanjang potongan pajak yang dilakukan Presiden Donald Trump sejak tahun 2017 berpotensi menambah sekitar US$ 4 triliun pada defisit fiskal AS selama dekade berikutnya. Akibatnya defisit anggaran nasional akan melebar mencapai hampir 9 persen dari PDB (produk domestik bruto) pada tahun 2035 atau naik dari 6,4 persen pada tahun 2024.
"Kami mengantisipasi bahwa beban utang federal akan naik menjadi sekitar 134 persen dari PDB pada tahun 2035, dibandingkan dengan 98 persen pada tahun 2024," ujar Moody's.
Lebih lanjut, Moody's melihat implikasi jangka panjang karena ekspansi fiskal yang berkelanjutan tanpa upaya yang kredibel untuk menstabilkan utang pada akhirnya dapat memengaruhi biaya pinjaman dan fleksibilitas ekonomi.
Halaman Selanjutnya
Moody's juga memaparkan upaya Kongres AS memperpanjang potongan pajak yang dilakukan Presiden Donald Trump sejak tahun 2017 berpotensi menambah sekitar US$ 4 triliun pada defisit fiskal AS selama dekade berikutnya. Akibatnya defisit anggaran nasional akan melebar mencapai hampir 9 persen dari PDB (produk domestik bruto) pada tahun 2035 atau naik dari 6,4 persen pada tahun 2024.