Pilu! Video Perjuangan Gajah Selamatkan Anaknya yang Terjepit di Bawah Truk, Malah Berakhir Dibius

5 hours ago 1

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:25 WIB

Malaysia, VIVA – Sebuah video memilukan tentang seekor induk gajah yang berusaha keras mendorong truk dari anaknya yang sekarat, yang tertabrak saat menyeberang jalan raya di Malaysia utara, telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Video tersebut lantas memicu kesedihan sekaligus kemarahan para netizen. 

Tragedi yang terjadi pada Minggu pagi di Jalan Raya Timur-Barat itu memperlihatkan seekor induk gajah dengan panik berlari dan berputar-putar di sekitar truk yang penuh dengan ayam. Gajah itu terlihat dalam upaya sia-sia untuk membebaskan anaknya, yang terjepit di bawah kendaraan. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

Induk gajah yang tertekan itu menolak meninggalkan sisi anaknya sejak sebelum fajar hingga setelah matahari terbit, meskipun orang-orang di sekitar berusaha mengusirnya. Petugas departemen satwa liar akhirnya membiusnya untuk membersihkan jalan raya, salah satu jalan utama yang menghubungkan pantai timur dan barat Semenanjung Malaysia.

Warga Malaysia dan Indonesia mengungkapkan kesedihan mereka melalui media sosial, banyak yang menyoroti betapa pedihnya tragedi yang terjadi pada Hari Ibu.

"Pada Hari Ibu, seekor gajah menunjukkan kepada kita apa itu kasih sayang seorang ibu,” tulis Mario Teega, melansir South China Morning Post, Selasa 13 Mei 2025.

Sementara yang lain mengatakan mereka terlalu patah hati untuk menonton video yang beredar. 

“Saya sangat terpengaruh oleh berita tentang gajah ini hari ini, saya menangis terus menerus setiap kali melihatnya,” kata lainnya.

Dalam satu video yang dibagikan secara luas, tangisan sedih sang ibu terdengar saat ia mengelilingi truk. 

Jalan Raya Timur-Barat, yang melintasi kawasan hutan lindung Belum-Temenggor seluas 30.000 hektar (74.000 are) di Perak, telah menjadi titik rawan tabrakan dan pertemuan dekat dengan satwa liar karena pemukiman manusia dan perkebunan merambah habitat hewan. Hutan hujan, yang membentang hingga ke Thailand selatan dan diyakini berusia 130 juta tahun, merupakan rumah bagi spesies langka dan terancam punah seperti harimau Malaya dan beruang madu Malaya.

Para pegiat konservasi telah lama menyerukan agar lebih banyak penyeberangan satwa liar di sepanjang jalan raya, khususnya dengan menyebutkan rute yang dapat diprediksi yang digunakan gajah untuk melintasi habitat mereka yang semakin menyempit.

Antara tahun 2023 dan 2024, enam harimau Malaya terbunuh oleh kendaraan saat menyeberang jalan, sebuah statistik yang sangat menyedihkan mengingat hanya sekitar 150 ekor yang tersisa di alam liar. Menteri Sumber Daya Alam dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad, dalam pidatonya pada bulan November, menggambarkan kematian tersebut sebagai “tragedi bagi upaya konservasi satwa liar".

Kematian harimau terakhir terjadi pada 9 November 2024, juga di Jalan Raya Timur-Barat, jalan yang sama tempat anak gajah dibunuh pada hari Minggu. Tragedi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap satwa liar Malaysia. Pada April 2024, pihak berwenang menemukan dua bangkai gajah kerdil yang terancam punah tanpa kepala di hutan Sabah, yang menimbulkan kekhawatiran baru atas maraknya perburuan gading.

Halaman Selanjutnya

Jalan Raya Timur-Barat, yang melintasi kawasan hutan lindung Belum-Temenggor seluas 30.000 hektar (74.000 are) di Perak, telah menjadi titik rawan tabrakan dan pertemuan dekat dengan satwa liar karena pemukiman manusia dan perkebunan merambah habitat hewan. Hutan hujan, yang membentang hingga ke Thailand selatan dan diyakini berusia 130 juta tahun, merupakan rumah bagi spesies langka dan terancam punah seperti harimau Malaya dan beruang madu Malaya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |