Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto bakal membentuk tiga satuan tugas (satgas) untuk menindaklanjuti hasil negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Hal itu diungkap Menko bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai melaporkan hasil negosiasi tarif dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada Prabowo.
Dalam arahannya, Airlangga menyebut Prabowo menekankan pendekatan win-win solution dalam negosiasi. Prabowo meminta Indonesia tidak membeda-bedakan perlakuan antara satu negara dengan negara lain.
Sebagai tindak lanjut, Prabowo juga telah menyetujui pembentukan tiga satgas khusus. Di antaranya, Satgas Perundingan Perdagangan, Investasi, dan Keamanan Ekonomi. Kedua, Satgas Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Menko bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 28 April 2025
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Ketiga, Satgas Deregulasi Kebijakan untuk mempercepat harmonisasi regulasi dalam mendukung investasi dan perdagangan internasional.
Airlangga menuturkan tiga satgas itu akan berkolaborasi dengan peningkatan iklim investasi dan percepatan proses perizinan berusaha.
"Satgas-satgas ini akan mempercepat langkah kita dalam mengamankan peluang dari negosiasi, baik dengan Amerika Serikat maupun negara mitra lainnya," kata Airlangga.
Di sisi lain, Airlangga menuturkan surat resmi dari Indonesia yang diajukan pada 7 dan 9 April lalu mendapatkan apresiasi dari pihak Amerika. Surat tersebut dinilai komprehensif sebab tidak hanya membahas soal isu tarif, tapi juga non-tarif barrier serta strategi Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
Presiden AS Donald Trump berlakukan tarif masuk barang impor ke AS
Photo :
- AP Photo/Mark Schiefelbein
"Prinsipnya kita sampaikan pendekatan fair and square. Neraca perdagangan mereka sekitar 19 miliar dolar, kita berikan pembelian lebih dari 19,5 miliar dolar, termasuk proyek-proyek besar," tutur dia.
Selain itu, Indonesia juga membahas potensi investasi Indorama sebesar 2 miliar dolar AS di Louisiana, negara bagian AS untuk pengembangan Blue Ammonia. Diskusi juga menyentuh soal kerja sama di bidang critical minerals, sektor penting untuk transisi energi global.
Dalam perundingan tersebut, Indonesia meminta agar tarif ekspor komoditas utamanya ke Amerika disetarakan dengan negara-negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh dengan tujuan menciptakan equal level playing field dan memperkuat daya saing Indonesia.
Halaman Selanjutnya
"Satgas-satgas ini akan mempercepat langkah kita dalam mengamankan peluang dari negosiasi, baik dengan Amerika Serikat maupun negara mitra lainnya," kata Airlangga.