5 Sisi Gelap Frugal Living, Ternyata Bisa Bikin Boncos Kalau Caranya Begini

3 hours ago 2

Senin, 28 April 2025 - 19:58 WIB

Jakarta, VIVA – Prinsip frugal living kini menjadi gaya hidup yang banyak diadopsi. Frugal living dikenal sebagai cara efektif untuk menabung lebih banyak, membatasi pengeluaran tidak penting, dan mencapai tujuan keuangan dengan lebih cepat. 

Namun, di balik semua manfaat tersebut, hidup terlalu hemat ternyata juga mempunyau sisi gelap yang perlu Anda waspadai. Menurut para ahli, frugal living yang diterapkan secara ekstrem justru bisa berdampak negatif, baik secara mental maupun sosial. 

Alih-alih memperbaiki kondisi keuangan, Anda malah bisa mengalami tekanan emosional, kehilangan relasi penting, hingga mengeluarkan lebih banyak uang di kemudian hari. Kok bisa?

Berikut berbagai sisi gelap menjalani frugal living, sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance, Senin, 28 April 2025.

1. Mengganggu Kesehatan Mental

Siapa sangka, ternyata mengadopsi frugal living bisa mengganggu kesehatan mental. Ann Martin, Direktur Operasional di CreditDonkey, mengungkapkan bahwa frugal living berlebihan dapat menimbulkan kecemasan. 

"Sayangnya, banyak orang menjadi fobia berbelanja dalam upaya mereka hidup lebih hemat, yang bisa menyebabkan kecemasan terkait uang," jelasnya. Bahkan, dalam kasus ekstrem, seseorang menjadi terlalu takut mengeluarkan uang untuk kebutuhan pokok, sehingga menurunkan kualitas hidup mereka.

2. Menguras Waktu

Janita Grift, ahli frugal living dan pemilik Frugal Fun Finance, menekankan bahwa hidup hemat membutuhkan waktu dan usaha. Misalnya, harus membandingkan dan mencari harga termurah di setiap produk, yang memakan waktu. Grift menyarankan untuk tetap rasional, seperti hanya membandingkan harga kebutuhan pokok di dua toko saja, agar waktu tidak habis hanya untuk berhemat.

3. Merusak Hubungan Sosial

Penghematan ekstrem juga bisa berdampak pada hubungan dengan teman dan keluarga. Misal, jika Anda terlalu sering menolak ajakan makan malam teman karena alasan berhemat, hal ini bisa memperburuk hubungan. 

Bahkan, Jill Lamar, terapis berlisensi di Thriveworks, mengungkap bahwa frugalitas berarti seringkali harus berkata tidak kepada pasangan dan anak-anak. "Hal ini bisa menimbulkan kekecewaan, terutama pada anak-anak yang belum memahami konsep pengorbanan demi tujuan jangka panjang," katanya.

4. Menghabiskan Lebih Banyak Uang dalam Jangka Panjang

Siapa sangka, frugal living kadang justru menyebabkan pemborosan. Misalnya, dulu sering membeli pakaian dan alat dapur yang murah, tetapi akhirnya malah menghabiskan lebih banyak uang karena harus sering mengganti barang.

5. Membawa Efek Bumerang

Frugal living yang ekstrem juga bisa membawa efek bumerang. Hal itu diungkapkan Carter Seuthe, selaku CEO Credit Summit. "Seperti orang-orang yang membuat resolusi tahun baru dengan target olahraga terlalu berat, akhirnya mereka malah berhenti total," jelasnya. Menurut Seuthe, frugal living yang terlalu ketat bisa berujung pada kelelahan dan akhirnya berbalik ke gaya hidup yang konsumtif.

Halaman Selanjutnya

"Sayangnya, banyak orang menjadi fobia berbelanja dalam upaya mereka hidup lebih hemat, yang bisa menyebabkan kecemasan terkait uang," jelasnya. Bahkan, dalam kasus ekstrem, seseorang menjadi terlalu takut mengeluarkan uang untuk kebutuhan pokok, sehingga menurunkan kualitas hidup mereka.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |