Jakarta, VIVA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta didesak segera mengambil langkah strategis perihal Refuse Derived Fuel (RDF) Plant, Jakarta Utara.
Pasalnya, proyek yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi beban sampah di Jakarta itu kini mandek dan belum bisa beroperasi maksimal. Padahal, fasilitas ini digadang-gadang mampu mengolah hingga 2.500 ton sampah perhari dari total produksi sampah harian Jakarta yang mencapai lebih dari 8.000 ton.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, H. Sutikno, menyoroti keterlambatan ini. Menurutnya, salah satu akar masalah utama terletak pada belum tumbuhnya kesadaran warga untuk memilah sampah dari rumah tangga.
“Salah satu penyebab RDF ini belum bisa berjalan adalah karena masyarakat belum terbiasa memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah. Akibatnya, saat dikirim ke RDF, sampah menumpuk dan menimbulkan bau menyengat yang sempat diprotes warga,” kata dia, Rabu, 21 Mei 2025.
Sejatinya, RDF Rorotan pernah diujicoba, namun dihentikan karena tidak memenuhi standar proses buntut tak ada sistem pemilahan yang baik. Menurutnya, kondisi ini harus segera direspons DLH DKI dengan pendekatan yang lebih masif serta menyentuh langsung ke masyarakat.
“DLH harus segera bergerak cepat. Sosialisasi pemilahan sampah harus melibatkan seluruh perangkat kelurahan, sampai ke tingkat RT dan RW, agar warga paham pentingnya memilah sampah sejak dari rumah,” katanya.
Politisi PKB Jakarta ini menambahkan, jika sistem pemilahan berjalan, maka sampah yang diangkut dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) bisa langsung diproses di RDF tanpa hambatan.
Untuk diketahui, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, pun sempat menegur DLH DKI karena merencanakan pengoperasian RDF Rorotan baru pada September 2025. Dia mau RDF segera beroperasi paling lambat bulan Juni.
“Saya belum melihat upaya nyata dari DLH DKI sejauh ini. Jangan sampai RDF ini jadi proyek sia-sia hanya karena kurang komunikasi dengan warga,” ujar Sutikno lagi.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan bahwa sampah-sampah yang berada di bunker Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, akan segera dikosongkan.
Hal tersebut menindaklanjuti terkait dengan keluhan masyarakat sekitar yang menyebutkan adanya bau busuk dari RDF Rorotan.
“Kami langkah awal adalah akan mengosongkan dulu sampah-sampah yang ada dalam bunker. Yang saat ini kemarin kita melakukan komisioning pun, kalau gak salah tersisa tinggal 800 ton lagi,” ujar Asep, Kamis 20 Maret 2025.
Halaman Selanjutnya
Politisi PKB Jakarta ini menambahkan, jika sistem pemilahan berjalan, maka sampah yang diangkut dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) bisa langsung diproses di RDF tanpa hambatan.