RI Paling Banyak Impor Kedelai hingga Gandum dari AS pada Januari-Maret 2025

1 week ago 3

Senin, 21 April 2025 - 17:28 WIB

Jakarta, VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, selama periode Januari-Maret 2025 Indonesia melakukan impor komoditas dari Amerika Serikat (AS). Impor tersebut meliputi kedelai, kapas, gandum, hingga minyak mentah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Maret 2025. 

"Yaitu kedelai kita impor sepanjang Januari-Maret 2025 sebesar US$271,6 juta, kapas impor sebesar US$23,6 juta, gandum US$45,1 juta, minyak mentah US$138,9 juta. Kita tidak impor gas alam sepanjang Januari-Maret 2025," ujar Amalia Senin, 21 April 2025.

Amalia menjelaskan, untuk impor migas pada periode Januari-Maret 2025 dari AS, tercatat minyak mentah senilai US$138,9 juta, bahan baku LPG sebesar US$659,4 juta.

"Untuk impor migas yang periode Januari-Maret dari AS kira-kira minyak mentah senilai US$138,9 juta, bahan baku LPG sebesar US$659,4 juta dari Rusia kita tidak melakukan impor minyak mentah. Untuk hasil minyak US$405,4 juta," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif impor kepada Indonesia sebesar 32 persen. Hal ini dilakukan lantaran AS mengalami defisit perdagangan dengan Indonesia.

Namun, saat ini pemberlakuan tarif ini sedang ditunda hingga 90 hari. Pemerintah Indonesia pun kini sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah AS terkait tarif tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menargetkan, dalam rentang waktu 60 hari ke depan sudah akan ada perjanjian dagang terbaru antara Indonesia dengan AS.

Hasil panenan Kedelai di Kulonprogo, September 2022

Dia menjelaskan, pertemuan kedua negara hingga sejauh ini sudah mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan AS. Tujuannya tak lain adalah bahwa Indonesia ingin membangun situasi perdagangan yang bersifat adil dan berimbang dengan Amerika Serikat (AS).

Airlangga mengaku, sejauh ini tim delegasi ekonomi pemerintah telah menemui Menteri Perdagangan AS (US Secretary of Commerce), Howard Lutnick serta Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative), Jamieson Greer, guna membahas sejumlah hal terkait urusan perdagangan. 

Secara paralel, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Sugiono juga telah menemui Menteri Luar Negeri AS (US Secretary of State) Marco Rubio, guna melakukan pembicaraan awal terkait negosiasi dagang yang bakal dilakukan kedua negara.

"Dan akan ada rencana pertemuan dengan Secretary Treasury minggu depan terkait dengan pengenaan tarif dari Amerika, dan kemarin Menteri Luar Negeri Pak Sugiono dengan mitra, Secretary of State, Marco Rubio," ujar Airlangga Jumat, 18 April 2025.

Dalam surat resmi yang dibawah Indonesia dalam negosiasi tersebut. Pemerintah akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPG, kemudian juga crude oil, dan gasolin.

Selain itu, Airlangga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga berencana untuk terus membeli produk agrikultur antara lain gandum, soya bean, soya bean milk.

Ilustrasi Donald Trump dan kebijakan tarif mobil impor

"Dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," ujarnya. 

Airlangga menambahkan, Indonesia juga menawarkan kepada pemerintah AS untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia. Hal itu juga menyangkut dengan hal-hal yang terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan oleh pemerintah Indonesia.

"Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait dengan mineral strategis atau critical mineral, dan juga terkait dengan mempermudah prosedur impor untuk produk-produk, termasuk produk agrikultura dari Amerika," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menargetkan, dalam rentang waktu 60 hari ke depan sudah akan ada perjanjian dagang terbaru antara Indonesia dengan AS.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |