Rupiah Melemah Usai ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2025

3 weeks ago 17

Rabu, 1 Oktober 2025 - 09:31 WIB

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.692 per Selasa, 30 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 12 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.680 pada perdagangan Senin, 29 September 2025.

Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 1 Oktober 2025 hingga pukul 09.20 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.676 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 11 poin atau 0,07 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.665 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Photo :

  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Asian Development Bank alias ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dalam laporan terbarunya. Dari 5 persen (proyeksi April) menjadi 4,9 persen (proyeksi September) pada 2025.

ADB menjelaskan, perkembangan ketidakpastian perdagangan global akibat tingginya tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), telah mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia. 

Tak hanya pada tahun ini, ADB juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5 persen pada 2026, atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1 persen.

Sejalan dengan itu, ADB juga memangkas proyeksi inflasi di Indonesia tahun 2025, dari 2 persen (proyeksi April) menjadi 1,7 persen (proyeksi September). Sementara pada tahun depan, inflasi Indonesia tetap diramalkan di level 2 persen.

Sebagai perbandingan, proyeksi pertumbuhan ekonomi ADB itu tidak seoptimal dari asumsi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. Dalam APBN 2025, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen, sementara dalam APBN 2026 asumsi pertumbuhan ekonomi ditetapkan di level 5,4 persen

Selain itu, Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus melalui intervensi NDF.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.660 - Rp 16.710," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Sejalan dengan itu, ADB juga memangkas proyeksi inflasi di Indonesia tahun 2025, dari 2 persen (proyeksi April) menjadi 1,7 persen (proyeksi September). Sementara pada tahun depan, inflasi Indonesia tetap diramalkan di level 2 persen.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |