Washington DC, VIVA – TikTok jadi alat barter politik. Pernyataan ini bukan 'asbun' alias asal bunyi. Sebab, rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memungkinkan akuisisi platform video pendek itu oleh negaranya telah digagalkan oleh kebijakan tarif tinggi terhadap China.
Menurut The Verge, Senin, 7 April 2025, kebijakan tarif tinggi global baru yang dikenakan ke China dan puluhan negara lain 'tampaknya menghancurkan' rencana para kandidat — sebagian besar seperti Oracle — untuk mengambilalih TikTok milik ByteDance Technology.
Gedung Putih dilaporkan 'hanya mempertimbangkan secara serius konsorsium yang dipimpin Oracle', yang mengusulkan pemberian lisensi pada algoritma, mengendalikan pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak, tetapi mengizinkan ByteDance Technology dan saham minoritasnya di perusahaan tersebut.
Namun, 'pengumuman tarif tinggi Trump baru-baru ini telah menghancurkan peluang langsung bahwa proposal TikTok akan disetujui oleh pemerintah China'.
"Tarif sebesar 34 persen yang dikenakan pada impor AS dari China telah menghancurkan semua upaya yang beritikad baik untuk menegosiasikan kesepakatan (untuk membeli TikTok)," ungkap Alex Heath dari The Verge.
Bahkan, mengutip Associated Press, perwakilan ByteDance Technology sampai menelepon Gedung Putih untuk mengindikasikan bahwa China tidak akan lagi menyetujui kesepakatan tersebut hingga ada negosiasi mengenai tarif dan perdagangan.
Tidak jelas apakah Donald Trump berharap untuk menggunakan kebijakan tarif tinggi sebagai alat tawar-menawar untuk menengahi kesepakatan TikTok dengan imbalan penurunan tarif? Apakah China akan menurut atau bermain keras?
Pada akhir pekan lalu, Donald Trump mengumumkan di media sosial miliknya, Truth Social, bahwa batas waktu untuk menarik TikTok dari China atau melarang platform video pendek tersebut beredar di AS telah diperpanjang selama 75 hari.
Namun, legalitas perpanjangan ini dipertanyakan oleh salah satu anggota Komite Intelijen Senat AS, yang mengatakan jika hal itu 'melanggar hukum'. Akan tetapi, bukan Donald Trump namanya jika tidak bisa berkilah.
Ia menyatakan bahwa meskipun 'ada kemajuan luar biasa' telah dicapai, tapi waktu tambahan diperlukan untuk menyelesaikan kesepakatan. So, itulah politik global saat ini, kawan!
Halaman Selanjutnya
Pada akhir pekan lalu, Donald Trump mengumumkan di media sosial miliknya, Truth Social, bahwa batas waktu untuk menarik TikTok dari China atau melarang platform video pendek tersebut beredar di AS telah diperpanjang selama 75 hari.