TNI AD Buka Kesempatan Anak Korban Ledakan Amunisi Maut di Garut jadi Tentara

7 hours ago 1

Kamis, 15 Mei 2025 - 05:28 WIB

Jakarta, VIVA - TNI AD membuka kesempatan bagi anak-anak dari korban ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat untuk jadi prajurit TNI AD. Langkah ini sebagai pertanggungjawaban TNI terhadap keluarga korban ledakan amunisi.

"TNI Angkatan Darat membuka peluang kepada seluruh putra-putri korban, apabila ada yang ingin bergabung menjadi prajurit Angkatan Darat," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangannya dikutip pada Kamis, 15 Mei 2025.

Wahyu mengatakan dalam prosesnya, pihak Kodim 0611/Garut akan memberikan pendampingan. 

"Nantinya, jajaran Kodim 0611/Garut akan memberikan pendampingan dan bimbingan, sehingga prosesnya dapat berjalan dengan baik,” lanjut Wahyu.

Pun, ia menambahkan pihaknya memastikan juga bantu proses pemakaman korban ledakan baik untuk jenazah warga sipil maupun prajurit TNI AD.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana

Wahyu menjelaskan TNI AD juga sudah menyerahkan sembilan jenazah warga sipil ke keluarga masing-masing, pada Selasa, 13 Mei 2025. Selanjutnya, pihak TNI turut bantu prosesi pemakaman seluruh jenazah hingga pukul 20.00 WIB.

"Korem 062/Tarumanegara dan Kodim 0611/Garut, bersama-sama dengan masyarakat juga akan melaksanakan kegiatan doa bersama sampai beberapa waktu ke depan," jelas Wahyu.

Wahyu berharap dengan cara itu, TNI AD bisa meringankan seluruh beban keluarga korban ledakan.

Kronologi Ledakan Maut

Wahyu menjelaskan insiden ledakan maut terjadi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi. Pemusnahan amunisi tak terpakai itu dilakukan jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut Jawa Barat, Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB.

"Pada awal kegiatan, secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Wahyu.

Saat itu, personel membuat dua lubang sumur untuk tempat memasukkan amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan.

Setelah lubang dibuat, kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan. Kemudian, lubang itu diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator. "Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," jelas Wahyu.

Selanjutnya, personel mengisi satu lubang yang sudah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.

Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan. Caranya pun sama yatu seperti pemusnahan amunisi sebelumnya.

"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," ujar Wahyu.

Insiden ledakan maut itu mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Rinciannya, empat orang di antaranya merupakan prajurit TNI. Sementara, 9 korban lainnya adalah warga sipil. (Ant)

Berikut daftar nama korban ledakan:

1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan;
2. Mayor Cpl Anda Rohanda;
3. Agus bin Kasmin;
4. Ipan bin Obur;
5. Iyus Ibing bin Inon;
6. ⁠  Anwar bin Inon;
7. Iyus Rizal bin Saepuloh;
8. ⁠  Toto;
9. ⁠   Dadang;
10. Rustiawan;
11. ⁠  Endang;
12. Kopda Eri Dwi Priambodo;
13. Pratu Aprio Setiawan.

Halaman Selanjutnya

Wahyu berharap dengan cara itu, TNI AD bisa meringankan seluruh beban keluarga korban ledakan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |