Toyota Incar Akuisisi Neta Demi Perkuat Strategi Mobil Listrik di China

6 hours ago 2

Selasa, 13 Mei 2025 - 10:18 WIB

Jakarta, VIVA –  Toyota dilaporkan sedang mengevaluasi rencana untuk akuisisi Neta Auto yang saat ini sedang kesulitan finansial. Dengan diambilnya Neta diharapkan bisa membantu Toyota memperkuat strategi kendaraan listriknya di China sekaligus memberi Neta peluang finansial.

Dikutip dari Carnewschina, Selasa 13 Mei 2025, Neta Auto yang didirikan pada tahun 2014 oleh Hozon New Energy Auto telah mengalami krisis sejak pertengahan tahun 2024. Produksi dihentikan, PHK massal pun terjadi, dan perusahaan tersebut berusaha keras mencari pendanaan eksternal. 

Pada tanggal 10 Februari 2025, Neta mengungkapkan rencana pendanaan E-round yang gagal yang melibatkan 552–621 juta USD. Investor utama, yang didukung oleh dana negara BRICS, menjanjikan 3 miliar yuan (414 juta USD), tetapi pendanaan tersebut bergantung pada dimulainya kembali produksi dan pengamanan investasi yang sesuai—keduanya tidak terwujud.

Meskipun pabrik Neta di Tongxiang sempat dibuka kembali pada awal Januari, produksi tidak pernah dilanjutkan karena kekurangan suku cadang yang parah. Kegagalan ini menyebabkan investor menarik diri, yang pada dasarnya membatalkan kesepakatan.

Pada tahun 2025, usulan kepemilikan saham sebesar 50% hanya dengan harga 3 miliar yuan (414 juta USD) memangkas valuasinya menjadi 6 miliar yuan (828 juta USD)—penurunan sebesar 80%. Hal ini membuat marah para investor awal dan yang didukung negara, termasuk 360 Security Technology, yang pendirinya, Zhou Hongyi, menarik investasi lanjutan sebesar 138 juta USD yang dijanjikan. 

Kepercayaan terhadap manajemen Neta sejak saat itu memburuk. Secara finansial, Neta telah membukukan kerugian kumulatif sebesar 18,3 miliar yuan (2,53 miliar USD) selama tiga tahun dan berutang kepada pemasok sebesar 6 miliar yuan (828 juta USD). 

Mobil listrik Neta di China

Meskipun terjadi kekacauan, Neta tetap mempertahankan beberapa nilai teknologi dan pasar. Pada tanggal 26 Maret, perusahaan ini memperoleh perjanjian utang-untuk-ekuitas senilai 2 miliar yuan (276 juta USD) dengan 134 pemasok utama dan menerima dukungan finansial dari lembaga-lembaga Thailand dan Solotech dari Hong Kong.

Jika kesepakatan ini berlanjut, Toyota dapat memanfaatkan aset Neta dan pengetahuan lokalnya untuk mempercepat peluncuran kendaraan listriknya di China. Namun, Direktur Komunikasi Merek Toyota China, Xu Yiming, membantah rumor tersebut.

"Kami belum mendengar apa pun tentang ini," tegasnya.

Pada tahun 2024, penjualan Neta turun menjadi 64.500 unit, dan pada bulan Januari 2025, penjualan anjlok hampir 98% dari tahun ke tahun menjadi hanya 110 mobil. Perusahaan tersebut juga menghadapi kritik atas teknologi yang ketinggalan zaman dan klaim kinerja yang berlebihan. 

Sebuah video viral memperlihatkan pendiri Fang Yunzhou membungkuk untuk meminta maaf kepada para pemasok dan dealer—menyoroti besarnya krisis tersebut.

Halaman Selanjutnya

Meskipun terjadi kekacauan, Neta tetap mempertahankan beberapa nilai teknologi dan pasar. Pada tanggal 26 Maret, perusahaan ini memperoleh perjanjian utang-untuk-ekuitas senilai 2 miliar yuan (276 juta USD) dengan 134 pemasok utama dan menerima dukungan finansial dari lembaga-lembaga Thailand dan Solotech dari Hong Kong.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |