Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengusulkan untuk mengambil alih Jalur Gaza yang tengah dikepung dan diubah menjadi apa yang ia sebut sebagai “zona kebebasan” di bawah kendali AS.
"Gaza telah menjadi wilayah kematian dan kehancuran selama bertahun-tahun," kata Trump kepada wartawan di Qatar, Kamis, 16 Mei 2025, sebelum melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab, yang menjadi tujuan terakhir dalam tur Teluk-nya.
"Saya punya konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus — jadikan itu zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat dan jadikan itu zona kebebasan."
Trump menggambarkan gambaran udara dari kerusakan yang meluas akibat serangan udara Israel di Gaza. Dan, kehancuran itu kata Trump, selalu berulang setiap waktu – masalah Gaza tidak pernah selesai.
Presiden AS Donald Trump di Pangkalan Udara Al Udeid Air Base, Qatar
Photo :
- AP Photo/Alex Brandon
"Karena tampaknya Gaza, setiap waktu, setiap 10 tahun, selalu terjadi lagi, bahkan lebih dari itu. Sebenarnya terus berulang. Itu tidak pernah menyelesaikan masalah Gaza," ucapnya. "Hampir tidak ada bangunan yang berdiri. Ini tidak seperti Anda mencoba menyelamatkan sesuatu,"
Trump menambahkan, “Jika memang perlu, saya akan bangga jika Amerika Serikat memilikinya, mengambil alih, dan menjadikannya zona kebebasan.”
"Biarkan hal-hal baik terjadi. Tempatkan orang-orang di rumah di mana mereka bisa merasa aman, dan Hamas harus ditangani," katanya.
Trump pertama kali melontarkan ide agar AS mengambil alih Gaza pada Februari lalu. Gagasan tersebut mendapat penolakan luas dari berbagai negara di dunia. Namun, presiden AS itu terus mengangkat isu ini secara sporadis selama tiga bulan terakhir.
Meski demikian, istilah “zona kebebasan” merupakan narasi baru dari Trump. Ia tidak menjelaskan secara rinci apa makna atau implementasi dari konsep tersebut dalam pernyataan singkatnya kali ini.
Pemerintah sayap kanan Israel telah menyetujui usulan Trump mengenai Gaza untuk menggusur warga Palestina secara permanen di luar wilayah tersebut dan mengubahnya menjadi pembangunan real estate tepi laut.
Komentar terakhir Trump mengenai Gaza disampaikan saat ia masih berada di Qatar. Semua negara Arab telah menolak rencana tersebut, dan Hamas menyebutnya pembersihan etnis.
Halaman Selanjutnya
"Biarkan hal-hal baik terjadi. Tempatkan orang-orang di rumah di mana mereka bisa merasa aman, dan Hamas harus ditangani," katanya.