Sabtu, 3 Mei 2025 - 08:00 WIB
Jakarta, VIVA – Para calon jamaah haji tahun 2025 diimbau untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem di Mekkah, Arab Saudi. Kota suci umat Islam ini dikenal memiliki iklim gurun yang panas dan kering, dengan suhu udara yang dapat membahayakan kesehatan jamaah jika tidak diantisipasi dengan baik.
Berdasarkan data cuaca setempat, suhu di Mekkah selama musim panas dapat melonjak hingga lebih dari 43°C pada siang hari, terutama pada bulan Juni. Sementara itu, suhu terendah di malam hari pada musim dingin seperti Januari jarang turun di bawah 13 Derajat Celcius.
Cuaca ekstrem ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat puncak ibadah haji tahun 2025 diperkirakan akan jatuh pada awal Juni—salah satu periode terpanas di wilayah tersebut. Kementerian Agama Republik Indonesia telah merilis perkiraan jadwal haji 1446 Hijriyah. Wukuf di Arafah, yang menjadi puncak ibadah haji, dijadwalkan pada 5 Juni 2025. Sehari sebelumnya, yakni 4 Juni, para jamaah akan diberangkatkan dari Mekkah menuju Arafah. Idul Adha akan dirayakan pada 6 Juni, disusul hari Tasyrik mulai 7 Juni. Musim haji diprediksi akan terus berlangsung pada bulan-bulan musim panas hingga tahun 2026.
Berbeda dengan negara tropis, Mekkah tidak memiliki musim hujan dan kemarau yang teratur. Meskipun curah hujan di wilayah ini tergolong rendah, puncaknya hanya sekitar 2 cm pada bulan November, kadang kala hujan lebat hingga banjir bisa terjadi secara tiba-tiba. Angin kencang juga dapat menyertai perubahan cuaca ekstrem ini.
Setiap tahun, sejumlah jamaah dilaporkan mengalami kelelahan panas, dehidrasi, hingga serangan panas (heatstroke) akibat paparan suhu tinggi dan aktivitas ibadah yang padat. Untuk itu, para ahli dan otoritas kesehatan menyarankan beberapa langkah pencegahan.
Berikut beberapa tips aman menjalani ibadah di tengah cuaca panas ekstrem, seperti dilansir dari laman All.com.
Kenakan pakaian longgar berwarna terang untuk memantulkan panas. Gunakan payung atau penutup kepala saat beraktivitas di luar ruangan. Selalu bawa botol air dan minum secara berkala agar tetap terhidrasi.
Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat. Segera cari tempat ber-AC jika mengalami tanda-tanda heatstroke seperti sakit kepala, mual, atau detak jantung cepat. Jika memungkinkan, hindari Tawaf di siang hari dan pilih waktu subuh atau malam hari yang lebih sejuk dan lengang.
Dengan persiapan matang dan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca, diharapkan para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan sehat.
Halaman Selanjutnya
Kenakan pakaian longgar berwarna terang untuk memantulkan panas. Gunakan payung atau penutup kepala saat beraktivitas di luar ruangan. Selalu bawa botol air dan minum secara berkala agar tetap terhidrasi.