Tangerang, VIVA – Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai kencing manis tidak hanya memengaruhi kadar gula darah, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius, salah satunya adalah Diabetic Foot.
Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi yang sering dialami oleh penderita diabetes dan dapat berdampak buruk jika tidak ditangani dengan tepat. Lalu, apa itu Diabetic Foot dan apa saja dampak buruknya? Berikut fakta-faktanya.
Apa Itu Diabetic Foot?
Dokter Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular, dr. Sendi Kurnia Tantinius, Sp.B, Subsp.BVE(K), menjelaskan, diabetic foot adalah komplikasi serius yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus. Kondisi ini ditandai dengan adanya luka, infeksi, atau kerusakan jaringan di kaki akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol.
"Diabetic foot terjadi karena kombinasi faktor neuropati (kerusakan saraf), gangguan aliran darah, dan infeksi. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangren dan berisiko amputasi,” ujar dr Sendi dalam keterangannya, dikutip Rabu 14 Mei 2025.
Ilustrasi perempuan sakit kaki karena diabetes
Penyebab dan Proses Terjadinya Diabetic Foot
Menurut dr. Sendi, diabetic foot terjadi akibat kombinasi beberapa faktor utama:
1. Neuropati diabetik – Menyebabkan hilangnya sensasi di kaki, sehingga luka kecil tidak terasa.
2. Gangguan sirkulasi darah – Diabetes menyebabkan penyempitan pembuluh darah, memperlambat penyembuhan luka.
3. Infeksi – Luka kecil yang tidak segera ditangani bisa berkembang menjadi infeksi berat.
4. Tekanan berlebih pada kaki – Sepatu yang tidak nyaman atau posisi berjalan yang salah dapat memperburuk kondisi luka.
Gejala Diabetic Foot
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Kesemutan dan mati rasa pada kaki.
- Nyeri yang tidak biasa.
- Pembengkakan pada area kaki.
- Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap di area yang terinfeksi.
“Gejala seperti kesemutan dan mati rasa seringkali diabaikan oleh penderita diabetes. Padahal, ini bisa menjadi tanda awal adanya kerusakan saraf yang berpotensi berkembang menjadi Diabetic Foot,” lanjutnya.
Tahapan Diabetic Foot
Diabetic Foot memiliki 5 tahapan, yaitu:
1. Derajat 0: Kaki normal tanpa faktor risiko.
2. Derajat 1 dan 2: Pasien dengan ulkus superfisial (luka dangkal).
3. Derajat 3: Terdapat infeksi dengan abses jaringan lunak dan osteomyelitis (infeksi tulang).
4. Derajat 4 dan 5: Kerusakan jaringan yang ireversibel, sehingga pasien membutuhkan amputasi parsial atau seluruh kaki.
Semakin tinggi derajatnya, semakin serius kondisi yang dialami. Oleh karena itu, deteksi dini dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi semakin parah.
Perawatan dan Penanganan Diabetic Foot
Perawatan diabetic foot melibatkan pendekatan multidisiplin, mulai dari pemeriksaan kaki secara rutin, menggunakan sepatu yang nyaman dan sesuai ukuran, menjaga kebersihan kaki secara menyeluruh dan mengontrol gula darah secara ketat. Berikut ini beberapa metode yang dilakukan untuk menangani diabetic foot antara lain:
- Debridemen luka – Membersihkan jaringan mati atau terinfeksi untuk mencegah penyebaran infeksi.
- Terapi oksigen hiperbarik – Membantu mempercepat penyembuhan luka dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
- Penggunaan sepatu khusus – Untuk mengurangi tekanan pada luka.
- Intervensi vaskular – Jika terjadi penyumbatan pembuluh darah, diperlukan tindakan seperti angioplasti atau operasi bypass untuk melancarkan aliran darah.
Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, menjelaskan bahwa Klinik Bedah Vaskular dan Endovaskular di Bethsaida Hospital telah dilengkapi dengan fasilitas dan layanan yang memadai untuk menangani berbagai kasus vaskular.
"Kami memiliki tim dokter spesialis yang berpengalaman dan peralatan medis yang diperlukan untuk memberikan penanganan yang sesuai dengan standar medis. Layanan kami dirancang untuk membantu pasien dengan gangguan vaskular mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
1. Neuropati diabetik – Menyebabkan hilangnya sensasi di kaki, sehingga luka kecil tidak terasa.