Pidato Sidang PUIC, Prabowo Kisahkan Khalid bin Walid Hingga Al-Fatih

4 hours ago 2

Rabu, 14 Mei 2025 - 23:16 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengkisahkan sebuah cerita seorang ahli strategi dan taktik perang muslim yang hebat, yakni Khalid bin Walid.

Ia menceritakan kisah tersebut dalam pidatonya saat membuka Sidang ke-19 Session of the Conference of the Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Persatuan Parlemen Negara-Negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Ia mengatakan Khalid bin Walid merupakan simbol pengabdian total bagi umat Islam. Sebab, dia terkenal tak pernah kalah dalam setiap pertempuran dan perang.

"Seorang tokoh militer yang tidak pernah kalah dalam setiap peperangan dan pertempuran yang ia pimpin. Tidak ada satupun pertempuran yang ia kalah," kata Prabowo.

Namun, lanjut Prabowo, ketika diminta turun dari jabatannya, ia menerima keputusan itu tanpa ragu-ragu dan patuh kepada pemimpin serta kepada umatnya.

Prabowo mengatakan hal tersebut membuktikan bahwa kekuasaan sebenarnya adalah sebuah amanah bukan tujuan.

"Keikhlasan ini menunjukkan kepada kita bahwa kekuasaan bukan tujuan melainkan suatu amanah, suatu pelajaran penting bagi kita semua yang memegang peran kepimpinan hari ini dimana pun," ucap Prabowo.

Selain Khalid bin Walid, Kepala Negara juga menyoroti tokoh Islam, Salahuddin Al-Ayyubi sebagai sosok yang patut dijadikan panutan.

Menurutnya, Salahuddin tidak hanya dikenal sebagai penakluk Yerusalem, tetapi juga sebagai contoh pemimpin yang mengedepankan keadilan dan kemanusiaan, bahkan kepada musuh-musuhnya. 

“Salahuddin Al-Ayyubi penakluk Yerusalem mengajarkan kita tentang keadilan dan kebesaran hati. Saat berhasil merebut kota suci dari tentara Salib, ia tidak membalas dendam, bahkan ia memberi jaminan keamanan bagi musuh-musuhnya. Beliau memberi contoh selalu melindungi yang lemah, selalu melindungi yang tertindas,” kata Ketum Partai Gerindra itu.

Dalam suasana ketidakpastian dunia, Presiden Prabowo menegaskan keteladanan seperti Salahuddin sangat relevan. Ia mengatakan, kekuatan seorang pemimpin sejati terletak pada kasih sayang, empati, dan tekad untuk melindungi yang lemah. Ini, katanya, adalah pelajaran penting bagi para pemimpin Muslim masa kini.

Sosok Umar bin Khattab pun tak luput dari perhatian Prabowo. Ia memuji prinsip keadilan dan efisiensi dalam pemerintahan Umar, yang tak segan menindak aparatnya yang lalai terhadap rakyat. Presiden menekankan, semangat tersebut harus dijadikan inspirasi dalam membangun pemerintahan yang bersih dan transparan dewasa ini.

“Dalam konteks hari ini, saya yakin bahwa rakyat kita semua menuntut pemerintah yang bersih dan transparan. Teladan Umar bin Khattab adalah panggilan bertindak, bukan sekadar berwacana. Karena itu saya sangat menghormati tema pertemuan ini, yaitu good governance dan strong institution,” ujar Prabowo.

Lebih lanjut, Presiden juga menyebut Muhammad Al-Fatih sebagai teladan kepemimpinan yang memadukan iman, ilmu, dan visi strategis. Al-Fatih, kata Prabowo, membuktikan generasi muda Islam mampu memimpin dunia jika dipersiapkan dengan pendidikan yang benar dan keyakinan yang kuat. Prabowo menyebut, penaklukan Konstantinopel pada usia 21 tahun oleh Al-Fatih sebagai bukti sejarah kekuatan pemuda Islam.

Halaman Selanjutnya

Menurutnya, Salahuddin tidak hanya dikenal sebagai penakluk Yerusalem, tetapi juga sebagai contoh pemimpin yang mengedepankan keadilan dan kemanusiaan, bahkan kepada musuh-musuhnya. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |