Depok, VIVA – Sebanyak tujuh siswi di SMPN 3 Depok diduga mengalami pelecehan yang dilakukan oknum guru yaitu IR. Korban adalah siswi kelas VII, VIII serta alumni. Terungkapnya kasus ini bermula dari unggahan pembimbing ekstrakuliluler paskibra yang juga alumni SMPN 3 Depok bernama Sarah.
Sarah mengatakan, awalnya dia tahu informasi itu dari X (Twitter) yang kemudian langsung dihapus. Dia pun menanyakan langsung peristiwa tersebut pada korban. Puncak kasus ini terungkap pada Maret 2025. Salah satu korban sempat merekam pembicaraan dengan oknum guru tersebut.
“Pertama, korban yang menghubungi itu ada empat, langsung personal chat, menceritakan kejadian, dan lain-lain. Dan itu beda-beda untuk timeline waktunya. Ada dari 2024, terus juga ada juga yang 2025. Dan memang yang makin ramai itu adalah saat bulan puasa 2025. Kenapa ramai? Karena yang pada saat kejadian bulan puasa ini ada rekamannya,” katanya, Kamis 22 Mei 2025.
Ilustrasi korban pelecehan seksual.
Korban melaporkan kejadian itu pada orang tuanya yang kemudian dilaporkan ke sekolah. Namun oleh pihak sekolah hanya diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan, korban justru disudutkan saat melapor dan tidak mendapat pembelaan dari sekolah.
“Jadi, untuk korban ini, korban yang pertama, dia sudah sering mendapatkan obrolan-obrolan yang mengarah ke 21 tahun lebih. Terus setelah itu, dia sempat melaporkan kepada temannya, tapi karena mungkin tidak ada bukti dan lain-lain, akhirnya dia di pertemuan selanjutnya dia merekam percakapan itu. Karena dia tahu pasti arahnya akan ke arah-arah sana dan benar terjadi,” kata Sarah
“Kemudian korban pertama ini berusaha melapor bersama orang tuanya ke sekolah. Terus juga yang saya dapati juga katanya sekolah merasa diselesaikan secara internal dan lain-lain, dianggap sudah selesai. Tapi, saat itu korban masih merasa tidak terima, karena kondisinya pada saat penyelesaian masalah itu, korban merasa disudutkan. Karena kondisinya, pelaku memiliki istri yang cantik, jadi tidak mungkin ada percakapan yang arahnya ke sana,” sambungnya.
Selain pelecehan verbal, ternyata IR juga pernah melakukan pelecehan fisik pada siswinya. IR menyentuk area bokong siswi.
“Melibatkan fisik ada, tapi karena kejadian itu spontan ya dari pelaku, jadi korban tidak memiliki bukti secara jelas gitu. Macam-macam ada yang berupa maaf ya kayak memeras bokong korban itu, terus ada juga yang seakan-akan ingin membantu merapihkan dasi padahal gerakan tangannya seakan-akan ingin menyentuh payudara korban,” ceritanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Depok Ety Kuswandarini membenarkan adanya pelecehan yang dilakukan salah satu guru di sekolah tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Maret 2025 dan saat itu sekolah berupaya menyelesaikan secara kekeluargaan.
“Masalah ini kembali mencuat setelah ada postingan IG yang berisi tentang adanya pelecehan seksual terhadap siswa yang kemudian menjadi viral dan menggiring opini tentang pelecehan seksual fisik yang berakibat menghancurkan masa depan anak-anak, seolah telah terjadi hubungan seksual yang faktanya adalah pelecehan secara verbal,” katanya.
Ilustrasi pelecehan seksual
Sekolah juga sudah memberikan surat peringatan (SP) 1 pada IR di bulan April 2025. Kemudian SP 2 baru dijatuhkan pada IR tanggal 21 Mei 2025 setelah kasus ini viral.
“Kemudian tindakan saya, setelah kami lakukan klarifikasi pada tanggal 13 saya membuat surat peringatan pertama atau SP1 kepada yang bersangkutan kepada Pak Irawadi per tanggal 10 April. Nah kemudian pada tanggal 21 Mei, kembali saya membuatkan surat kemarin permintaan kesehatan jiwa ke psikiater untuk yang kedua kalinya terkait adanya kejadian viral tersebut. Nah kemudian pada hari ini tanggal 22 Mei saya membuat surat peringatan kedua SP2 terkait dengan video percakapan viral tersebut,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
“Melibatkan fisik ada, tapi karena kejadian itu spontan ya dari pelaku, jadi korban tidak memiliki bukti secara jelas gitu. Macam-macam ada yang berupa maaf ya kayak memeras bokong korban itu, terus ada juga yang seakan-akan ingin membantu merapihkan dasi padahal gerakan tangannya seakan-akan ingin menyentuh payudara korban,” ceritanya.