Jakarta, VIVA – Pada tahun 2025, Bill Gates masih menjadi salah satu orang terkaya di dunia, meskipun telah memberikan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan. Termasuk di antaranya adalah dana hibah untuk Indonesia sekitar Rp2,6 triliun yang disalurkan melalui Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Yayasan ini aktif mendanai berbagai program kesehatan, pendidikan, dan akses sanitasi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Donasi besar seperti ini menjadi bukti nyata komitmen Bill Gates untuk membantu dunia, meskipun kekayaannya sudah tidak sebesar saat dirinya masih menjabat sebagai pimpinan Microsoft.
Menurut data terbaru dari Forbes Real-Time Billionaires List per April 2025, kekayaan bersih Bill Gates diperkirakan mencapai USD104,6 miliar atau sekitar Rp1.727 triliun. Angka ini menjadikannya sebagai orang terkaya ke-14 di dunia. Satu hal yang menarik, meskipun kekayaannya terus digunakan untuk kegiatan amal, Bill Gates tetap bertahan dalam daftar elit para miliarder dunia.
Kekayaannya Bukan Lagi dari Microsoft Saja
Dulu, Bill Gates dikenal sebagai sosok utama di balik kesuksesan Microsoft. Namun, sejak mengundurkan diri dari dewan direksi perusahaan tersebut pada tahun 2020, Gates secara perlahan mulai mengurangi kepemilikan sahamnya. Kini, di tahun 2025, ia hanya memiliki kurang dari 1% saham Microsoft. Meskipun kecil, nilainya tetap sangat besar karena nilai pasar Microsoft sudah melampaui USD2,5 triliun atau sekitar Rp41.300 triliun.
Sebagian besar kekayaan Gates saat ini berasal dari investasi, bukan dari gaji atau keuntungan produk. Gates mengelola hartanya melalui sebuah firma bernama Cascade Investment LLC. Firma ini menangani investasi di berbagai bidang seperti:
- Pengelolaan limbah (Republic Services)
- Alat berat dan pertanian (Deere & Co.)
- Hotel mewah (Four Seasons Hotels and Resorts)
- Sanitasi dan air bersih (Ecolab)
- Transportasi dan minuman (Coca-Cola FEMSA dan Canadian National Railway)
Dengan strategi investasi yang beragam seperti ini, Gates tidak lagi bergantung hanya pada dunia teknologi untuk menjaga kekayaannya tetap stabil dan berkembang.
Penghasilan dari Investasi dan Royalti
Saat ini, Gates tidak lagi menerima gaji tetap dari perusahaan manapun. Sebaliknya, ia mendapatkan pemasukan dari:
- Dividen dan keuntungan dari saham
- Investasi properti dan tanah, termasuk lahan pertanian di Amerika Serikat
- Royalti dari buku dan honor sebagai pembicara
- Pendapatan dari berbagai portofolio bisnis miliknya
Meski tampak sibuk dengan aktivitas sosial dan filantropi, mesin penghasil uang Gates tetap berjalan. Hal ini memungkinkan dirinya terus menyumbang dalam skala besar tanpa membuat kekayaannya benar-benar menyusut.
Gaya Hidup Sederhana, Pengaruh Tetap Besar
Berbeda dengan miliarder lain yang suka mengoleksi jet pribadi atau pergi ke luar angkasa, Bill Gates justru dikenal memiliki gaya hidup yang relatif sederhana. Ia tinggal di rumah supercanggih bernama Xanadu 2.0 di Washington, AS. Rumah ini memiliki sistem ramah lingkungan, perpustakaan besar berisi manuskrip langka, hingga kolam renang dengan sistem suara bawah air.
Meski tak lagi memimpin perusahaan teknologi, pengaruh Bill Gates masih terasa kuat, terutama di bidang perubahan iklim, kecerdasan buatan (AI), dan pemerataan pendidikan global.
Halaman Selanjutnya
Pengelolaan limbah (Republic Services) Alat berat dan pertanian (Deere & Co.) Hotel mewah (Four Seasons Hotels and Resorts) Sanitasi dan air bersih (Ecolab) Transportasi dan minuman (Coca-Cola FEMSA dan Canadian National Railway)