Blokade Israel Buat Warga Gaza Bergantung pada Makanan Kaleng di Tengah Krisis Pangan

2 days ago 5

Minggu, 30 Maret 2025 - 12:40 WIB

Gaza, VIVA – Situasi di Gaza semakin memburuk seiring dengan blokade bantuan kemanusiaan yang sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari. Warga di wilayah tersebut harus bertahan hidup dengan makanan kaleng karena hampir tidak ada pasokan makanan segar yang masuk. 

Sementara itu, bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan peralatan medis menumpuk dan membusuk di perbatasan akibat kebijakan Israel yang memperketat akses masuk ke wilayah tersebut.

Tom Fletcher, Kepala Urusan Kemanusiaan di OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB), menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa semua titik masuk ke Gaza masih tertutup untuk kargo. 

Arsip - Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Minggu, 3 November 2024, menyerukan upaya bersama untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri serbuan Israel di Gaza, alih-alih fokus pada pelarangan badan PBB tersebut.

“Makanan membusuk, obat-obatan kedaluwarsa, dan peralatan medis penting tertahan. Hukum humaniter internasional melarang serangan tanpa pandang bulu dan penghalangan bantuan yang dapat menyelamatkan nyawa. Jika hukum ini masih berlaku, masyarakat internasional harus bertindak untuk menegakkannya,” ujar Fletcher, dilansir dari Al Jazeera.

Kondisi ini membuat Program Pangan Dunia (WFP) PBB kewalahan. Mereka melaporkan bahwa stok makanan yang tersisa di Gaza hanya sekitar 5.700 ton yang diperkirakan cukup untuk mendukung operasi mereka selama maksimal dua minggu. 

Seiring dengan terus berlangsungnya blokade, harga makanan di Gaza pun melonjak drastis. Sebagai contoh, harga satu karung tepung terigu seberat 25 kg kini mencapai $50, atau mengalami kenaikan sebesar 400 persen sejak 18 Maret lalu.

Blokade ini merupakan bagian dari kebijakan yang diumumkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada awal Maret. Netanyahu menyatakan bahwa makanan dan bantuan tidak akan diizinkan masuk ke Gaza hingga Hamas menyetujui perpanjangan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada Januari. 

Namun, Hamas menolak untuk tetap berada di tahap pertama dan bersikeras untuk melanjutkan ke tahap kedua yang mencakup negosiasi penarikan pasukan Israel dan penghentian perang.

Di tengah situasi ini, warga Gaza semakin kesulitan mendapatkan bahan makanan. Di sebuah pasar di Jabalia, Gaza utara, persediaan sangat terbatas. Disana hanya menyisakan makanan kaleng dan beberapa jenis sayuran dengan harga selangit. 

Mustafa Homaid, seorang pedagang sayur, mengatakan bahwa pasar hampir kosong karena harga yang melambung tinggi.

“Harga satu kilo tomat naik tiga kali lipat. Saya sendiri hampir tidak mampu membeli bahan makanan untuk keluarga saya. Bisa dibayangkan bagaimana orang lain bertahan,” ujarnya kepada Al Jazeera.

Warga Gaza kini harus bertahan dengan makanan seadanya, seperti makanan kaleng, roti, dan keju. Tidak ada pilihan lain karena akses terhadap makanan segar semakin sulit. Kondisi ini semakin memperparah penderitaan mereka di tengah konflik yang terus berlangsung.

y

Halaman Selanjutnya

Namun, Hamas menolak untuk tetap berada di tahap pertama dan bersikeras untuk melanjutkan ke tahap kedua yang mencakup negosiasi penarikan pasukan Israel dan penghentian perang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |