Jakarta, VIVA – Industri gaming di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kebutuhan akan layanan pendukung seperti top-up game ikut meningkat seiring bertambahnya jumlah pemain atau gamers.
Indonesia diperkirakan akan menempati posisi ketiga sebagai pasar game mobile terbesar di dunia pada 2025, setelah Brasil dan India, dengan potensi pasar mencapai US$2,5 miliar atau Rp36 triliun.
Menurut Data.ai, pemain mobile game di Indonesia telah membelanjakan sekitar US$370 juta (Rp6,07 triliun) pada 2022, meningkat US$50 juta (Rp821 miliar) dari tahun sebelumnya.
Pada tingkat global, India memimpin dengan 9,53 miliar unduhan mobile game, disusul Brazil dengan 4,42 miliar unduhan, dan Indonesia berada di posisi ketiga dengan total 3,37 miliar unduhan.
Platform top-up game ikut berperan besar dalam mendukung kemajuan industri game di Tanah Air.
Rifaldi Saputra Yusuf melihat peluang ini dan mendirikan Veinstore – platform top-up game yang kini memiliki lebih dari 200 ribu pengikut di Instagram dan menjadi pilihan utama banyak gamers di Indonesia.
Ketertarikan Rifaldi terhadap dunia game bermula pada 2018, saat masih duduk di bangku SMA. Game yang pertama kali menarik perhatiannya adalah Mobile Legends.
"Itu yang pertama kali membuat saya tertarik," kata dia. Awalnya, Rifaldi bisa menghabiskan 6-8 jam sehari main Mobile Legends. Namun, dirinya tidak pernah berpikir untuk menjadi pro player.
"Karena, kan, hanya sekadar hobi," tuturnya. Meski begitu, ketertarikannya terhadap dunia digital terus berkembang. Ia mulai melihat adanya kebutuhan akan layanan top-up game yang lebih cepat, aman, dan terjangkau.
Dari sanalah ide Veinstore muncul. "Ide ini muncul sejak saya melihat bahwa prospek teknologi dan kebutuhan produk digital semakin meningkat," jelas Rifaldi.
Langkah pertama yang diambil adalah melakukan riset pasar. Ia ingin memahami kebutuhan gamers, bagaimana mereka bertransaksi, serta tantangan yang sering dihadapi.
Kedua, ia juga melakukan analisis kompetitor untuk mengetahui cara bisnis serupa beroperasi dan mencari celah agar Veinstore bisa tampil berbeda. Setelah melakukan riset yang matang, langkah ketiga yaitu mendirikan PT Veinstore Digital Teknologi.
Meski begitu, ia mengaku saat menjalankan bisnis, tantangan terbesar yang dihadapi adalah menjaga kepuasan pengguna supaya tetap loyal.
Untuk menjawab tantangan itu, Veinstore menerapkan berbagai strategi. Mulai dari diskon 20 persen, layanan top-up 24 jam, proses transaksi hanya 1-3 menit, tim customer service yang responsif, serta pemasaran melalui Instagram, Facebook, WhatsApp, dan berbagai platform digital lainnya.
Meski telah meraih kesuksesan di industri top-up game, Rifaldi memiliki target ambisius untuk Veinstore dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, industri gaming dan eSports di Indonesia saat ini memiliki pertumbuhan yang sangat menjanjikan.
"Perkembangannya sangat pesat, terutama dengan semakin banyaknya turnamen dan peningkatan jumlah gamers yang membutuhkan layanan pendukung seperti top-up game dan voucher digital. Popularitas game mobile seperti Mobile Legends, Free Fire, dan lainnya telah menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan eSports," tutur dia.
Halaman Selanjutnya
"Itu yang pertama kali membuat saya tertarik," kata dia. Awalnya, Rifaldi bisa menghabiskan 6-8 jam sehari main Mobile Legends. Namun, dirinya tidak pernah berpikir untuk menjadi pro player.