Senin, 21 April 2025 - 11:49 WIB
Jakarta, VIVA – Memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, isu pemberdayaan perempuan kembali menjadi perhatian utama. Salah satu topik yang perlu mendapatkan lebih banyak perhatian adalah kesehatan perempuan usia 45 tahun ke atas, terutama yang sedang mengalami perimenopause dan menopause.
Menopause merupakan fase alami dalam kehidupan perempuan ketika menstruasi berhenti secara permanen. Fase ini biasanya terjadi di usia 45-55 tahun dan disertai dengan berbagai perubahan fisik dan emosional, seperti gangguan tidur, perubahan suasana hati, naiknya berat badan, hingga penurunan gairah hidup. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Namun di Indonesia, menopause masih sering dianggap sebagai tabu dan identik dengan "berakhirnya masa produktif perempuan." Akibatnya, banyak perempuan merasa malu atau enggan mencari bantuan ketika menghadapi perubahan dalam tubuh mereka.
Health Coach dan ahli transisi menopause, Mia Fitri, menekankan pentingnya perubahan cara pandang terhadap menopause. Menurutnya, perempuan bisa menemukan kembali kekuatan diri di fase ini asalkan mereka mendapatkan edukasi dan dukungan yang tepat.
“Perempuan yang memasuki masa perimenopause atau menopause sering merasa kehilangan arah karena minimnya informasi dan banyaknya stigma dan mitos. Seolah kita sudah melewati masa jaya kita. Padahal, fase ini bisa menjadi momen bagi perempuan untuk memperkuat koneksi dengan tubuhnya, membangun kekuatan baru, dan menata hidupnya dengan lebih sadar,” ujar Mia dalam keterangannya, dikutip Senin 21 April 2025.
Mia menambahkan, semangat Kartini seharusnya tidak hanya berhenti pada hak untuk belajar tetapi juga mencakup hak perempuan untuk memahami tubuhnya sendiri dan mendapatkan informasi yang benar seputar kesehatannya di setiap fase kehidupan.
“Menopause bukan akhir dari segalanya. Justru bisa menjadi awal dari kehidupan yang lebih tenang, lebih dewasa, dan lebih autentik. Tapi ini hanya mungkin terjadi jika perempuan merasa didengar dan didukung,” lanjutnya.
Itulah alasan Mia mendirikan Komunitas No Pause Life di awal Maret 2025. Komunitas ini bertujuan tidak hanya untuk mengedukasi perempuan tentang menopause di Indonesia tetapi juga untuk menjadi lingkar kekuatan bagi perempuan agar tetap produktif di usia berapa pun. Melalui komunitasnya, Mia mengajak perempuan Indonesia untuk mulai membuka ruang percakapan yang lebih terbuka tentang menopause, baik di rumah, tempat kerja, maupun media.
“Kalau Kartini dulu memperjuangkan suara perempuan agar didengar, sekarang saatnya kita perjuangkan hak perempuan untuk memahami tubuhnya tanpa rasa malu. Perempuan usia 40 ke atas masih punya banyak potensi loh, dan kami pantas didukung untuk terus berkarya,” tutupnya.
Halaman Selanjutnya
“Menopause bukan akhir dari segalanya. Justru bisa menjadi awal dari kehidupan yang lebih tenang, lebih dewasa, dan lebih autentik. Tapi ini hanya mungkin terjadi jika perempuan merasa didengar dan didukung,” lanjutnya.