Jakarta, VIVA – Bisnis di Asia Tenggara terus menghadapi lonjakan serangan ransomware yang mengkhawatirkan pada 2024.
Temuan terbaru dari Kaspersky menunjukkan bahwa bisnis di sini menghadapi rata-rata 400 upaya ransomware setiap harinya di tahun lalu.
Ransomware, seperti namanya, adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer atau mengenkripsi datanya hingga sejumlah uang (tebusan) dibayarkan.
Serangan ini telah menargetkan baik individu dan perusahaan. Secara keseluruhan, solusi Kaspersky yang digunakan oleh bisnis di Asia Tenggara mendeteksi dan memblokir sebanyak 135.274 serangan ransomware antara Januari – Desember 2024.
“Dari total 57 ribu serangan ransomware pada paruh pertama (semester I) tahun 2024, kelompok ransomware jelas meningkatkan serangan mereka selama enam bulan terakhir tahun lalu. Mereka memanfaatkan metode yang semakin canggih, perusahaan-perusahaan di kawasan ini merasakan tekanan karena penyerang mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur TI dan jaringan yang semakin kompleks,” kata Adrian Hia, Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, Rabu, 16 April 2025.
Sayangnya, perusahaan di Indonesia menghadapi jumlah serangan ransomware terbanyak (57.554) diikuti oleh Vietnam (29.282), dan Filipina (21.629).
Temuan penting lainnya dari Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah ransomware di Malaysia mencatat peningkatan sebesar 153 persen secara tahunan (YoY), dengan 12.643 deteksi tahun lalu dibandingkan dengan hanya 4.982 pada 2023.
Insiden ransomware yang terkenal di wilayah tersebut tahun lalu mencakup serangan terhadap pusat data nasional (PDN), penyedia layanan pos, portal pemerintah untuk pekerja asing, dan sektor ritel.
“Kelompok ransomware terus menyempurnakan taktik mereka, mengeksploitasi kerentanan yang diketahui, dan memanfaatkan alat canggih seperti Meterpreter dan Mimikatz untuk mendapatkan akses yang tidak sah. Dengan menargetkan aplikasi yang terhubung ke internet, memanipulasi akun lokal, dan menghindari pertahanan titik akhir, mereka menunjukkan penguasaan yang canggih terhadap kelemahan jaringan. Ancaman yang sedang berlangsung menekankan kebutuhan mendesak akan pertahanan keamanan siber yang kuat, karena musuh terus berinovasi dan mengeksploitasi bahkan kerentanan yang paling umum sekali pun,” imbuh Hia.
Jelang Kunjungan Presiden Macron, Menkomdigi Lakukan Pertemuan dengan Utusan Prancis
Menjelang kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Mei 2025, hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis kembali menunjukkan dinamika yang semakin erat.
VIVA.co.id
10 April 2025