Xiaomi, Oppo, Vivo Siapkan Android Tanpa Google, Rencana Besar yang Mengguncang Industri

3 hours ago 2

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:06 WIB

Jakarta, VIVA – Dalam langkah revolusioner yang dapat mengubah lanskap industri smartphone, empat raksasa teknologi asal China — Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus — dilaporkan tengah mengembangkan sistem operasi Android versi mereka sendiri tanpa ketergantungan pada layanan Google.

Langkah ini tidak hanya mencerminkan ambisi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada raksasa teknologi Amerika Serikat, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih mandiri dan terintegrasi.

Latar Belakang: Ketergantungan pada Google

Selama bertahun-tahun, Android telah menjadi sistem operasi dominan di pasar smartphone global, dengan Google sebagai penyedia utama layanan dan aplikasi.

Namun, ketergantungan ini menimbulkan tantangan bagi produsen smartphone non-Google, terutama terkait dengan kontrol atas data pengguna, pembaruan perangkat lunak, dan monetisasi melalui aplikasi.

Selain itu, kebijakan Google yang ketat terkait akses ke layanan mereka sering kali membatasi fleksibilitas produsen dalam menyesuaikan perangkat mereka.

Xiaomi: HyperOS sebagai Alternatif

Xiaomi, yang sebelumnya dikenal dengan MIUI, telah meluncurkan HyperOS sebagai pengganti MIUI. HyperOS dirancang untuk menjadi sistem operasi yang lebih efisien dan aman, dengan integrasi mendalam ke dalam ekosistem Xiaomi yang mencakup perangkat IoT dan kendaraan pintar.

Diluncurkan secara global pada Mobile World Congress atau MWC 2024, HyperOS menandai langkah Xiaomi untuk mengurangi ketergantungan pada layanan Google dan menawarkan pengalaman pengguna yang lebih terintegrasi.

Oppo dan OnePlus: Kolaborasi untuk Smartphone AI

Oppo dan OnePlus, yang berada di bawah naungan perusahaan induk yang sama, telah mengumumkan kolaborasi dengan Google untuk mengembangkan smartphone berbasis AI.

Melalui integrasi Google Gemini, kedua perusahaan berupaya menghadirkan pengalaman AI yang lebih canggih dan aman. Namun, langkah ini juga menunjukkan bahwa meskipun mereka bekerja sama dengan Google dalam beberapa aspek, mereka tetap berupaya mengembangkan ekosistem mereka sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada layanan eksternal.

Vivo: Funtouch OS dan Kecepatan Pembaruan

Vivo telah menunjukkan komitmennya untuk mengurangi ketergantungan pada Google dengan memperkenalkan Funtouch OS, yang dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih cepat dan responsif.

Menariknya, Vivo menjadi yang pertama merilis Android 15 melalui Funtouch OS, mengalahkan Google dan Samsung dalam hal kecepatan pembaruan. Langkah ini menunjukkan kemampuan Vivo dalam mengelola pembaruan perangkat lunak secara mandiri dan efisien.

Aliansi GDSA: Membangun Ekosistem Mandiri

Untuk mendukung inisiatif ini, Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Huawei telah membentuk Global Developer Service Alliance (GDSA), sebuah platform yang memungkinkan pengembang untuk mendistribusikan aplikasi mereka ke berbagai perangkat tanpa melalui Google Play Store.

Platform ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem aplikasi yang lebih terbuka dan mengurangi dominasi Google di pasar aplikasi. GDSA juga memberikan insentif bagi pengembang untuk bergabung, seperti dukungan distribusi, promosi, dan monetisasi aplikasi.

Halaman Selanjutnya

Xiaomi, yang sebelumnya dikenal dengan MIUI, telah meluncurkan HyperOS sebagai pengganti MIUI. HyperOS dirancang untuk menjadi sistem operasi yang lebih efisien dan aman, dengan integrasi mendalam ke dalam ekosistem Xiaomi yang mencakup perangkat IoT dan kendaraan pintar.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |