Jakarta, VIVA – Digitalisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat menjadi lebih cepat, mudah, dan praktis. Perkembangan zaman ini turut menghadirkan peluang bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Sepasang pasangan pelaku UMKM Yudiana Lyn dan Larry Hasan pun memanfaatkan perkembangan teknologi dalam mengetuk pintu rezeki dengan menjual peralatan masak berbahan kayu. Yudiana menceritakan kisahnya dalam membangun usahanya dengan memanfaatkan kayu.
Bisnis yang dibangun Yudiana dan Larry ini bermula dari virus yang menghantui seluruh umat dunia, yakni COVID-19. Saat pandemi menghantam Indonesia, Yudiana membangun usaha bernama homLiv.
Latar belakang didirikan usaha ini, karena kebijakan lockdown. Saat itu, Yudiana mengatakan bahwa dia merupakan importir produk alat masak yang diperoleh dari China. Barang-barang tersebut kemudian dijualnya secara online.
Namun, adanya kebijakan lockdown membuat usaha yang dijalankannya berhenti, sebab pasokan barang tak bisa lagi diperolehnya akibat pembatasan kegiatan akibat pandemi ini.
Pada momen itu, kata Yudiana, produk impor yang paling laku terjual adalah rolling pin, yakni peralatan masak untuk membuat adonan bertepung seperti roti dan mie. Melihat hal tersebut, dia pun mulai memproduksi rolling pin dengan memanfaatkan kayu yang ada di dalam negeri, tepatnya di Yogyakarta.
"Kayu harusnya lokalnya sangat bagus kan, potensi banget ini untuk bahan bakunya terus kerajinannya harusnya bisa gitu. Nah, akhirnya dari situ saya coba hubungi pengrajin," tutur Yudiana.
Produk UMKM alat masak kayu bersertifikat halal HomLiv cuan di Shopee
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Setelahnya, dia mulai membuat alat masak lainnya, yakni sutil atau spatula. Kini, produk alat masak yang diproduksinya sudah mencapai lebih dari 60 jenis, mulai dari talenan, piring makan anak-anak, sendok, garpu, sumpit, hingga ulekan.
Peralatan masak kayu ini awalnya hanya dijual secara offline. Yudiana menitipkan produknya di toko yang menjual barang-barang, misalnya saja dia menitipkan ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar, Aeon.
Kemudian pada tahun 2021 peralatan masak homLiv mulai dijual oleh Yudiana secara online dengan memanfaatkan platform belanja online, Shopee.
Namun, dalam menjalankan bisnis secara online ini dia mengaku masih menghadapi kesulitan agar barang yang dijualnya diminati oleh konsumen.
Mengatasi rintangan ini, Yudiana akhirnya menserifikasi legalitas kayu untuk peralatan masaknya dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Sertifikasi ini untuk memastikan produk kayu dan bahan bakunya diperoleh atau berasal dari sumber yang asal-usulnya dan pengelolaannya memenuhi aspek legalitas.
Owner homLiv Yudiana Lyn, yang memproduksi peralatan masak berbahan kayu
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Produk homLiv pun sudah dilengkapi dengan sertifikat halal, sehingga alat masak kayu miliknya mendapat Rekor MURI. Produk alat masak kayu ini pun telah lolos dari uji pentaklorofenol (PCP). Pentaklorofenol merupakan kandungan di dalam pestisida atau pengawet kayu.
"Nah sejak saat itu positioning saya sebagai brand alat masak kayu itu makin kuat. Karena yang lain boleh klaim food grade tapi tanpa data pendukung kan. Sedangkan saya sudah uji lab dan dinyatakan tidak ada kandungan PCP ini," ujarnya.
Penjualan Naik 20 Kali Lipat saat Manfaatkan Digitalisasi Lewat Platform Shopee
Melalui pemanfaatan digitalisasi melalui platform Shopee, Yudiana mengatakan penjualan alat masak kayunya naik 20 kali lipat dari offline. Seiring dengan itu, pekerjanya juga turut bertambah dari semula dua orang menjadi lebih dari 30 pekerja.
Yudiana dalam memasarkan produk kayunya ini juga memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan oleh Shopee. Misalnya saja event-event di tanggal kembar, program khusus, hingga membuat promosi sendiri yakni homLiv Adoption Day.
Dengan menjual barang di kisaran harga Rp 15.000-Rp 150.000. Produk alat masak kayu homLiv juga sudah pernah menjajaki pasar luar negeri, yakni Jepang pada tahun 2024.
"Jadi di tahun lalu 2024 kita berhasil ekspor ke Jepang, ah itu langsung bener-bener lompatan yang besar lagi. Kita kan langsung dapat ucapan selamat dari Pak Sandiaga Uno waktu itu," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Setelahnya, dia mulai membuat alat masak lainnya, yakni sutil atau spatula. Kini, produk alat masak yang diproduksinya sudah mencapai lebih dari 60 jenis, mulai dari talenan, piring makan anak-anak, sendok, garpu, sumpit, hingga ulekan.