VIVA – Shockbreaker atau suspensi memiliki tugas penting dari sebuah kendaraan bermotor. Komponen Peredam guncangan tersebut menjadi faktor utama yang menentukan kenyamanan, dan kestabilan saat berkendara.
Komponen itu terdiri dari rangkaian tabung dari berbahan besi, gas, oli, dan per di dalamnya untuk meredam getaran, atau menahan kejutan saat melewati berbagai medan jalan.
Unit Motor Test Ride Astra Honda Motor di IIMS 2024
Mengingat fungsinya cukup vital, maka kondisi shockbreaker perlu mendapatkan perhatian. Karena ada beberapa hal yang membuat komponen peredam kejut itu kerap rusak.
Berdasarkan keterangan resmi PT Daya Adicipta Motora (DAM), dikutip, Senin 5 Mei 2025, pertama yang membuat peredam kejut itu rusak adalah membiarkannya dalam kondisi kotor.
Kotoran yang menempel pada area kerja shockbreaker bisa membuat seal atau karet, dan piston rusak, hingga suspensi bocor. Efeknya mengurangi kenyamanan berkendara, dan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Seperti diketahui untuk beberapa model shockbreaker sudah dilengkapi dengan “Inner Cover” sehingga bisa mengurangi potensi kerusakan pada bagian seal dan piston shockbreaker.
Maka disarankan mengurangi kecepatan sepeda motor saat melintasi jalan tidak rata, dan hindari jalan berlubang. Jika terpakasa harus melewati jalan tersebut, usahakan dalam kecepatan rendah, agar mengurangi beban kerja shockbreaker.
Faktor lain yang dapat merusak shockbreaker adalah aksesoris, seperti adaptor atau peninggi. Karena bisa membuat fungsi collar tidak bekerja maksimal. Sehingga akan mudah rusak, dan membahayakan pengendara motor itu sendiri.
Selain itu janan paksakan motor membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan pabrikan. Sebab akan membuat komponen di dalamnya cpat aus, bahkan kemungkinan terparhnya rod comp bengkok.
Walaupun tampilan shockbreaker terlihat bersih dan mulus, di dalam terdapat oli yang berfungsi menyerap getaran. Seiring usia pakai sepeda motor, volume dan kualitas oli berkurang, dan kinerjanya menjadi tidak maksimal.
Melalui keterangan itu dijelaskan penggantian oli suspensi setidaknya setiap 20 ribu km, atau dua tahun sekali. Tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu.
Kemudian perlu diperhatikan penggantian oli pada shockbreaker sesuai aturannya agar hasil dan kinerjanya seimbang.
Halaman Selanjutnya
Maka disarankan mengurangi kecepatan sepeda motor saat melintasi jalan tidak rata, dan hindari jalan berlubang. Jika terpakasa harus melewati jalan tersebut, usahakan dalam kecepatan rendah, agar mengurangi beban kerja shockbreaker.