Mataram, VIVA - Kapolsek Kediri Iptu Pulung Anggara Satria Putra dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Barat.
Usut punya usut, penyebabnya karena dugaan penganiayaan terhadap anggota Polres Lombok Barat, Brigadir Muhammad Nurul Solihin. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Komisaris Besar Polisi Syarif Hidayat membenarkan soal laporan itu.
"Iya, informasi (lebih jelasnya) ke Kabid Humas (Polda NTB)," kata dia, Senin, 6 Oktober 2025.
Kuasa hukum pihak pelapor, Asmuni menambahkan bahwa laporan polisi atas dugaan penganiayaan ini masuk ke Polda NTB berdasarkan surat nomor: LP/B/143/X/2025/SPKT/POLDA NTB, tanggal 3 Oktober 2025.
"Pelapor dalam kasus ini pihak keluarga korban (Brigadir MNS)," kata Asmuni.
Dalam laporan itu, jelas dia, keluarga Brigadir Muhammad Nurul merasa keberatan dengan perbuatan terlapor yang melakukan pemukulan dan penyiraman tuak atau minuman keras tradisional khas Pulau Lombok pada Jumat, 3 Oktober 2025.
"Laporan ini kami teruskan ke Polda NTB di malam hari itu juga usai korban mengalami penganiayaan dan penyiraman tuak," ucap Asmuni.
Laporan itu diteruskan ke Polda NTB karena dampak aksi penganiayaan tersebut telah mengakibatkan korban muntah hingga dilarikan ke rumah sakit.
"Ulu hati dan jantungnya, dan kepalanya sakit karena dihantam pakai tangan dan kaki," katanya.
Asmuni menjelaskan aksi penganiayaan dan penyiraman tuak ini bermula dari perbuatan Brigadir Muhammad Nurul yang terlambat datang apel pengamanan MotoGP pada Jumat pagi, 3 Oktober 2025.
Karena terlambat, anggota Satreskrim Polres Lombok Barat tersebut menghadap pihak Propam Polres Lombok Barat.
"Di Propam itu dia langsung diproses," ucap dia.
Karena mengetahui mendapatkan tugas membantu pengamanan di wilayah hukum Kediri, Brigadir Muhammad Nurul beritikad baik menemui Kapolsek Kediri untuk meminta maaf. Tetapi, setibanya di Polsek Kediri, korban disiram tuak dan dihantam oleh terlapor.
"Habis dipukul disiram, korban sempat pulang ke rumahnya ganti pakaian dan kembali tugas ke lapangan. Saat tugas itu, tiba-tiba korban ini jatuh dan sempat muntah-muntah, makanya dilarikan ke Puskesmas Labuapi," ujarnya.
Karena khawatir dengan gejala sesak nafas yang dialami korban, pihak puskesmas memberikan rujukan agar penanganan lebih lanjut dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
Halaman Selanjutnya
"Hasil rekam medis, jantungnya terganggu. Sampai sekarang korban masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram," kata dia.