Kisah Pemilik UMKM Produk Home Living dari Tangerang Menembus Pasar Global

5 hours ago 3

Tangerang, VIVA -- Dua orang dilengkapi masker dan sarung tangan tampak mengamplas benda menyerupai piring kecil berwarna putih, di lantai satu sebuah rumah toko (ruko) di Cimone Jaya, Kota Tangerang, Banten. Di dekat mereka terlihat barang-barang dalam berbagai bentuk dengan warna senada.

Beranjak ke lantai dua, terlihat ada delapan orang sedang bekerja. Ada yang mengamplas, ada yang mengecek barang. Sementara di lantai tiga, terdapat sejumlah ruang yang dikhususkan untuk proses produksi berupa percetakan dan pewarnaan. Sedangkan di lantai empat, ada area pengepakan barang untuk dikirim kepada para pemesan.

Bangunan ruko 4 lantai tersebut merupakan area produksi sekaligus kantor ROCL.id. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu memproduksi pernak-pernik untuk dekorasi rumah dengan bahan dasar semen cair.

Karyawan di UMKM pernak-pernik dekorasi rumah di Tangerang.

Photo :

  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

Adalah Robby Tanuwiharja Putra, pemilik usaha ROCL.id tersebut. Berawal dari usaha rumahan, kini bisnis pria 30 tahun itu telah berhasil menembus pasar global. Barang-barang home living produksinya dieskpor ke sejumlah negara, di antaranya ke Jepang dan Malaysia.

Untuk Robby bisa sampai di titik sekarang, tak semudah membalik telapak tangan. Dia mengalami jatuh bangun lebih dulu. Ia menceritakan, mulanya ia merupakan karyawan  yang bekerja di bidang marketing sebuah perusahaan es krim terkenal di Indonesia. 

"Saya itu awalnya pegawai kantoran, kerja di bidang marketing dengan wilayah Serang dan Cirebon. Tapi di sana, saya ingin punya usaha lain," katanya, Jumat, 23 Mei 2025.

Jiwa bisnis itu mendorong dia membuka usaha sendiri. Dia lantas mencoba berbagai usaha, mulai dari bisnis ramen, gelato, hingga mainan. Namun semua itu gagal lantaran ia tidak fokus karena harus membagi waktu antara bekerja dengan mengatur usahanya tersebut.

Hingga saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Robby melihat peluang dari pabrik pembungkus makanan. Ia membeli 100 pieces (pcs) lalu menjualnya secara online. Ternyata, barang dagangan tersebut laku keras. 

Melihat dari pengalaman itu, dia mulai serius menekuni bisnis online, dengan Shopee sebagai platform utama yang membantunya menjangkau pembeli dari seluruh Indonesia. "Saya lihat ada peluang disana, sampai akhirnya saya memulai bisnis itu, tapi ternyata makin ke sini, makin banyak kompetitornya," ujarnya.

Kemudian, ia mencoba berbagai usaha lainnya yang ternyata kembali gagal. Terlebih Robby dinyatakan dokter harus bed rest selama hampir satu tahun lantaran penyakit yang dideritanya. 

Setelah sembuh, Robby dan sang istri mencari referensi usaha lain di internet. Saat berselancar di dunia maya itu, dia menemukan soal bisnis pernak-pernik rumah. "Ternyata di Indonesia, khususnya Jabodetabek itu belum ada. Jadi, pelan-pelan saya sama istri merintis, dari awal cuma 10 pieces sampai saat ini sudah ribuan, yang mana saya jual di platform Shopee," katanya.

Produk home living produksi UMKM milik Robby Tanuwiharja Putra di Tangerang.

Photo :

  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

Saat ini, dibantu 60 orang karyawan yang bekerja secara shift, Robby dapat memproduksi sebanyak 5.000 pieces (pcs) dalam sehari. Untuk produksi tersebut menghabiskan 600 kilogram bahan baku semen cair per hari. Semua bahan baku yang digunakan merupakan produk lokal.

Dia menjual produknya dengan harga bervariasi, mulai Rp2.000 hingga Rp14.000 per buah. "Kalau ada promo-promo Shopee itu kita selaku ikutkan barang kita, karena murah dan diminati oleh masyarkat terlebih untuk souvenir," ujarnya.

Dalam penjualan produk, Robby lebih banyak melakukannya secara online. Pangsa pasarnya tidak hanya di dalam negeri, namun juga ke luar negeri. Sejumlah 1.000 pieces produknya diekspor ke Jepang dan Malaysia per tiga bulan. "Dari sana, secara total keuntungan saya baik penjualan di dalam dan luar negeri bisa mencapai Rp500 juta," ujarnya.

Untuk bisa mempertahankan penjualan, Robby terus mengembangkan ide produknya agar tetap diminati seperti dengan mengikuti tren desain. "Tentunya perbanyak riset menjadi andalan kita untuk bisa mempertahankan usaha di saat ini. Jadi pembeli juga tidak bosan, dan selalu ada barang baru yang kita keluarkan," katanya.

Tak hanya itu. Dia pun memperhatikan masalah digital marketing produknya. Di antaranya terkait estetika visual seperti foto produk yang harus menarik dan konten mesti rapi hingga tim marketing untuk live di media sosial yang tidak boleh sembarangan. 

Robby percaya, kekuatan UMKM bukan hanya dari produksi tapi juga dari kemampuan riset pasar dan kreativitas. Ia yakin, dengan strategi menguasai pasar online dan offline sekaligus, UMKM akan berhasil.

Dia lantas memberi semangat bagi UMKM lain agar sukses. "Kita harus terus naik 30 persen setiap tahun. Kalau ada yang gagal, 30 persen itu wajar. Yang penting terus coba. Kita bisa, asal tekun dan tahu maunya pasar," katanya.

Halaman Selanjutnya

Jiwa bisnis itu mendorong dia membuka usaha sendiri. Dia lantas mencoba berbagai usaha, mulai dari bisnis ramen, gelato, hingga mainan. Namun semua itu gagal lantaran ia tidak fokus karena harus membagi waktu antara bekerja dengan mengatur usahanya tersebut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |