Konklaf Jadi Perhatian Dunia, Kardinal dari Eropa Paling Mendominasi

3 hours ago 2

Vatikan, VIVA – Meski mendiang Paus Fransiskus berusaha keras untuk memperluas representasi global dalam kepemimpinan Gereja Katolik, Benua Eropa tetap menjadi kekuatan dominan dalam konklaf yang akan memilih paus baru.

Dari total 133 kardinal yang berada di Kapel Sistina untuk pemilihan paus baru, 52 orang atau sekitar 40 persen berdomisili di Eropa. Dominasi ini tetap kuat meskipun mayoritas umat Katolik kini berada di luar Benua Lama (Benua Eropa).

“Benua Lama sangat terwakili dalam dewan kardinal yang berkumpul untuk memilih paus berikutnya, terlepas dari upaya mendiang Paus Fransiskus untuk melakukan diversifikasi," menurut laporan Politico, dikutip Kamis, 8 Mei 2025.

Konklaf kali ini akan menjadi arena penting yang menentukan arah Gereja Katolik global, apakah akan melanjutkan pembaruan dan keterbukaan, atau kembali pada nilai-nilai tradisional yang ketat.

Kardinal Pietro Parolin diambil sumpah di Kapel Sistina Vatikan sebelum konklaf

Photo :

  • Vatican Media via AP

Pemimpin baru Gereja akan menggembalakan 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, sebagian besar bukan berasal dari Eropa.

Mendiang Paus Fransiskus, yang merupakan paus non-Eropa pertama dalam kurun waktu lebih dari 1.000 tahun, telah menunjuk hampir semua kardinal yang memenuhi syarat untuk memilih penggantinya, kecuali 25 orang.

“Hampir 90 persen kardinal dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan dalam konklaf hadir berkat Fransiskus. Sebaliknya, ia memilih sendiri 77 persen kardinal Eropa dan hanya 70 persen kardinal Amerika Utara," bunyi laporan itu.

Namun, upaya Fransiskus untuk menciptakan representasi yang lebih setara belum sepenuhnya mengubah wajah konklaf. Italia tetap menjadi kelompok kardinal pemilih terbesar dengan 17 orang, disusul oleh Amerika Serikat dengan 10 orang.

Meski begitu, peta bisa berubah jika konklaf diadakan tahun depan. Batas usia untuk memilih paus adalah 80 tahun, dan sembilan dari 52 kardinal Eropa kini berusia 79. Jika hak pilih mereka habis, porsi Eropa bisa berkurang signifikan.

“Namun, meskipun pengangkatan Fransiskus menandakan perubahan, pengangkatan tersebut tidak menandai revolusi: Sebagian besar kardinal yang ditunjuk Fransiskus dalam konklaf masih orang Eropa," kata laporan tersebut.

Kental Politik

Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina di hari pertama konklaf

Photo :

  • AP Photo/Bernat Armangue

Di balik proses pemilihan yang tampaknya sakral, dinamika politik tetap kental. Para pemimpin dunia, secara diam-diam, juga berusaha memengaruhi hasil konklaf.

“Memilih paus baru adalah tindakan yang sangat politis, dengan para pemimpin negara saling berebut pengaruh secara diam-diam, dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi," papar Politico.

Meskipun konklaf kali ini disebut-sebut sebagai yang paling beragam secara geografis, representasi itu belum mencerminkan kenyataan global Gereja Katolik.

Di Uni Eropa, Katolik masih merupakan agama mayoritas. “Katolik adalah agama terbesar di Uni Eropa, dengan 44 persen orang mengidentifikasi diri sebagai Katolik dalam survei Eurobarometer 2023," ungkap Politico.

Namun, praktik keagamaan terus menurun di berbagai wilayah Eropa. Negara seperti Belgia dan Jerman bahkan mencatat lonjakan permintaan resmi untuk dikeluarkan dari daftar pembaptisan.

“Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah pembaptisan orang dewasa di Belgia dan Prancis, negara-negara tersebut juga mencatat penurunan besar dalam jumlah pembaptisan secara keseluruhan selama beberapa dekade terakhir.”

Sementara itu, Afrika menunjukkan pertumbuhan paling cepat dalam jumlah umat Katolik. Di negara-negara seperti Republik Demokratik Kongo, Nigeria, dan Kenya, populasi Katolik terus meningkat pesat. Namun, dalam konklaf ini, jumlah kardinal Afrika hanya sepertiga dari jumlah kardinal Eropa.

“Selama konklaf ini, Eropa akan memiliki tiga kali lebih banyak kardinal pemilih daripada Afrika,”

Para kardinal mengambil sumpah di hari pertama konklaf pengganti Paus Fransiskus

Photo :

  • Vatican Media via AP

Asia, meski hanya mewakili sebagian kecil populasi umat Katolik global, juga mencatat pertumbuhan. Mereka kini menyumbang 11 persen dari total umat Katolik dunia.

Amerika Latin, rumah bagi hampir separuh umat Katolik global, terutama Brasil, masih belum terwakili secara sebanding dalam konklaf.

“Namun, seperti Afrika, jumlah kardinal Amerika Selatan kalah tiga banding satu dari jumlah kardinal Eropa selama konklaf ini," kata Politico.

“Hanya di Eropa yang terjadi penurunan,” tulis laporan statistik resmi Gereja Katolik tahun 2022, merujuk pada pertumbuhan jumlah umat Katolik.

Bagi banyak pengamat, konklaf ini akan menjadi ujian apakah Gereja siap merefleksikan kenyataan demografis umat Katolik global, atau tetap berpijak pada pusat kekuasaan lama yang berakar di Eropa.

Halaman Selanjutnya

“Hampir 90 persen kardinal dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan dalam konklaf hadir berkat Fransiskus. Sebaliknya, ia memilih sendiri 77 persen kardinal Eropa dan hanya 70 persen kardinal Amerika Utara," bunyi laporan itu.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |