Kritik Verrell Bramasta Soal Anak ke Barak, Bupati Purwakarta Disemprot Netizen

18 hours ago 3

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:40 WIB

Jakarta, VIVA – Program pendidikan karakter melalui pendekatan barak militer yang diberlakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terus menjadi sorotan publik. Kebijakan ini diperuntukkan bagi siswa yang dianggap bermasalah, namun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, termasuk dari anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta.

Melalui salah satu unggahan di akun Instagram-nya, Verrell Bramasta menyampaikan dukungannya terhadap pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda. Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah daerah yang berupaya membentuk kedisiplinan dan akhlak pada remaja. Scroll lebih lanjut ya.

“Saya sepakat bahwa pendidikan karakter adalah fondasi penting untuk membangun generasi muda. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi upaya pemerintah daerah untuk menerapkan kedisiplinan dan juga akhlak yang mulia untuk pendidikan karakter siswa-siswi yang sedang mengalami masalah perilaku,” ujar Verrell.

Namun demikian, Verrell juga menyampaikan kekhawatiran sebagian orang tua terkait pendekatan militer yang digunakan dalam program tersebut. Ia menekankan pentingnya menyeimbangkan pendekatan fisik dengan dimensi psikologis dan spiritual.

“Saya mencermati adanya kekhawatiran dari berbagai pihak terutama beberapa orang tua yang concern mengenai pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut, apalagi pendekatan yang digunakan adalah military approach. Bila kita hanya mengandalkan physical approach atau pendekatan secara fisik tanpa menyentuh dimensi psikologis dan juga spiritual para remaja ini, saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh,” lanjutnya.

Pernyataan Verrell ini ternyata memancing respons sinis dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein atau yang akrab disapa Om Zein. Ia menuding Verrell tidak memahami situasi di lapangan dan menganggap pandangannya sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap program barak militer.

Dedi Mulyadi dan Saepul Bahri Binzein

Photo :

  • instagram @dedimulyadi71

“Ya ampun mas, mas. Mas kan dapil sini mendingan turun deh mas, liat langsung deh daripada mas berwacana. Pro kontra kekhawatiran orang tua yang mana mas, ini orang tuanya nitipin semua senang dititipin di sini. Nah gini deh mas, ini kan ada yang mau masuk 30, mas bagi dua aja deh mas. Mas 15, saya 15, yang 15 dengan cara mas, yang 15 kita lanjutkan dengan cara kita bina di barak militer. Yuk, om Zen tantangin,” tegasnya melalui video di akun Instagram-nya.

Merespons polemik yang semakin melebar, Verrell Bramasta kemudian memberikan klarifikasi dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram resmi Partai Amanat Nasional (PAN), partai tempatnya bernaung. Ia menegaskan tidak pernah menolak kebijakan tersebut dan hanya menyuarakan aspirasi warga.

“Perihal isu yang sedang ramai digoreng saat ini, saya hanya ingin meluruskan bahwa tidak ada sedikitpun di dalam video saya bahwa saya kontra terhadap sebuah kebijakan yang ada di Dapil saya. Jadi saya anjurkan teman-teman semua kalau melihat video atau menerima pesan dibaca secara keseluruhan,” katanya.

“Pada prinsipnya saya hanya ingin menyuarakan suara mereka yang memiliki pandangan berbeda mengenai program yang ada di dapil saya, ambil saja itu sebagai bahan pertimbangan. Koreksi dan sempurnakan programnya. Saya kira saat ini kita tidak perlu berkompetisi disini untuk menunjukkan siapa yang paling kerja karena semua sudah ada porsinya masing-masing. Jadi kalau ada satu atau dua pihak yang merasa tersinggung, saya anggap mungkin mereka lagi banyak pikiran,” tutup Verrell.

Pernyataan Om Zein pun menuai reaksi dari warganet. Banyak yang menilai Bupati Purwakarta tidak memahami konteks sebenarnya dari ucapan Verrell dan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Mereka menilai Verrell hanya menyampaikan kritik membangun dan menjalankan fungsinya sebagai legislator.

"Agree mengeritik boleh aja asal tau konteksnya apa jangan minim literasi kek bapak bupati itu," tulis seorang pengguna Instagram.

"Nih bupati pansos nya yang minim literasi dan tantrum," sahut yang lain.

"Gak semua suara beda itu bentuk perlawanan ya guys. Semua kebjakan pasti ada pro & kontra. Wajar, gak ada yang sempurna. Mas Dewan cuma nyampein aspirasi, program bisa dikoreksi & disempurnakan," tulis pengguna lainnya.

Halaman Selanjutnya

Merespons polemik yang semakin melebar, Verrell Bramasta kemudian memberikan klarifikasi dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram resmi Partai Amanat Nasional (PAN), partai tempatnya bernaung. Ia menegaskan tidak pernah menolak kebijakan tersebut dan hanya menyuarakan aspirasi warga.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |