Paus Fransiskus Wafat, Siapa yang Akan Duduk di Tahta Vatikan Selanjutnya?

2 hours ago 1

Senin, 21 April 2025 - 17:38 WIB

Vatikan, VIVA – Dunia dikejutkan dengan kabar duka dari Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025 setelah beberapa hari sebelumnya keluar dari rumah sakit karena menjalani perawatan untuk infeksi pernapasan yang cukup serius. Ia wafat pada usia 88 tahun setelah memimpin Gereja selama 12 tahun.

Kematian Paus Fransiskus bukan hanya menjadi kabar duka bagi umat Katolik, tetapi juga memunculkan banyak pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai Paus berikutnya, seorang pemimpin spiritual bagi lebih dari 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Paus Fransiskus Berkunjung ke Konfrensi Wali Gereja Indonesia

Photo :

  • (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sederhana, penuh kasih dan peduli terhadap keadilan sosial. Ia adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya dari Argentina. Sepanjang masa jabatannya, ia dikenal berani mengangkat isu-isu penting seperti kemiskinan, perubahan iklim, serta perlindungan terhadap kaum marginal.

Apa yang Terjadi Setelah Seorang Paus Wafat?

Setelah wafatnya Paus, Gereja Katolik akan memasuki masa berkabung resmi yang berlangsung selama sembilan hari. Pada masa ini, umat Katolik di seluruh dunia biasanya mendoakan arwah Paus yang telah wafat dan Vatikan akan mengatur segala sesuatu terkait pemakaman.

Namun setelah masa berkabung selesai, Gereja Katolik harus segera bersiap untuk memilih Paus yang baru.

Bagaimana Paus Baru Dipilih?

Pemilihan Paus dilakukan dalam sebuah pertemuan tertutup yang disebut konklaf dan hanya boleh dihadiri oleh para kardinal, yaitu para pemimpin senior di dalam Gereja Katolik.

Namun, tidak semua kardinal bisa ikut memilih. Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara. Saat ini, ada 138 kardinal pemilih yang memenuhi syarat.

Apa Itu Konklaf dan Bagaimana Prosesnya?

Konklaf biasanya dimulai sekitar dua sampai tiga minggu setelah wafatnya Paus untuk memberi waktu masa berkabung dan agar para kardinal dari seluruh dunia bisa datang ke Vatikan.

Saat konklaf dimulai, para kardinal akan dikurung dalam Kapel Sistina, salah satu ruangan paling terkenal di Vatikan. Di sana, mereka akan berdiskusi dan memberikan suara secara rahasia. Proses ini dijaga ketat dan tanpa akses ke dunia luar untuk mencegah pengaruh eksternal.

Pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara berkali-kali. Untuk bisa terpilih sebagai Paus, seorang kandidat harus mendapatkan dua pertiga suara dari seluruh pemilih. Setelah setiap putaran suara, surat suara akan dibakar menggunakan bahan khusus yang menghasilkan asap. Asap hitam berarti belum ada Paus yang terpilih, sedangkan asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.

Begitu terpilih, seorang kardinal senior akan muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dengan kalimat terkenal: “Habemus Papam”, yang berarti “Kita memiliki Paus baru.”

Halaman Selanjutnya

Pemilihan Paus dilakukan dalam sebuah pertemuan tertutup yang disebut konklaf dan hanya boleh dihadiri oleh para kardinal, yaitu para pemimpin senior di dalam Gereja Katolik.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |