PBB Desak Israel Tanggung Jawab atas Serangan yang Menewaskan Staf PBB di Gaza

4 hours ago 4

Senin, 28 April 2025 - 19:31 WIB

VIVA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menekankan pentingnya akuntabilitas atas serangan yang dilakukan oleh militer Israel di Jalur Gaza pada tanggal 19 Maret lalu. Serangan itu menyebabkan seorang staf PBB tewas dan melukai sedikitnya lima orang lainnya. 

PBB menyambut baik pengakuan Israel yang mengakui bahwa tentara mereka bertanggung jawab atas insiden tersebut, tetapi pihak PBB menegaskan bahwa pengakuan saja tidak cukup.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah konferensi pers mengungkapkan bahwa pihak Israel telah menyampaikan hasil investigasi mereka terkait serangan tersebut. Dujarric mengapresiasi langkah Israel yang menunjukkan lebih banyak transparansi dan kerja sama sejak dimulainya serangan ke Gaza. 

Tim pencarian evakuasi jenazah warga Palestina di reruntuhan RS Al Shifa Gaza

Namun, ia menegaskan bahwa PBB tidak hanya membutuhkan pengakuan semata, melainkan juga akuntabilitas penuh atas kejadian tersebut.

"Yang jelas bagi kami adalah bahwa kami perlu bertanggung jawab. Kami perlu bertanggung jawab, bukan hanya untuk insiden ini, tetapi kami perlu bertanggung jawab dan transparan atas semua kejadian lain yang telah kami lihat, di mana rekan-rekan PBB terbunuh di Gaza atau infrastruktur PBB diserang," kata Dujarric, dilansir dari Anadolu Ajansi.

Selain itu, Dujarric juga mengingatkan bahwa PBB mengimbau semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional. Hal ini mencakup perlindungan terhadap warga sipil serta staf PBB dan pekerja kemanusiaan yang berada di wilayah konflik. Ia menegaskan bahwa serangan terhadap wisma tamu PBB yang jelas-jelas diketahui oleh militer Israel tidak dapat dibiarkan tanpa tanggung jawab.

Lebih lanjut, Dujarric mengutip laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) yang memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza. 

Pembatasan terhadap bantuan kemanusiaan yang telah berlangsung hampir dua bulan menyebabkan kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan segar dan obat-obatan. Banyak warga Gaza yang kesulitan mendapatkan makanan, dan kondisi ini semakin memperburuk keadaan.

"Pemblokiran total bantuan dan pasokan lainnya yang kini telah berlangsung hampir dua bulan telah menyebabkan menipisnya kebutuhan pokok seperti makanan segar dan tenda… anak-anak kelaparan. Pasien tidak mendapatkan perawatan, banyak orang meninggal," kata Dujarric.

Harga pangan di Gaza juga meroket drastis. Menurut laporan PBB, harga pangan naik antara 29% hingga 14.100% di atas tingkat harga sebelum terjadinya gencatan senjata. Beberapa bahan makanan pokok seperti susu, telur, buah, dan daging hampir tidak tersedia di pasar. Dujarric mengatakan bahwa rata-rata harga pangan pada bulan April meningkat sekitar 50% dibandingkan dengan bulan Maret, yang membuat warga Gaza semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

"Gudang-gudang hampir kosong, dan mitra tempat penampungan darurat tidak dapat menyediakan lebih dari sebagian kecil dari apa yang sebenarnya dibutuhkan orang-orang untuk bertahan hidup," ujar Dujarric.

PBB mendesak agar segera ada langkah-langkah untuk mencabut pembatasan dan membuka akses penuh untuk bantuan kemanusiaan. Tanpa bantuan yang memadai, krisis kemanusiaan ini diperkirakan akan semakin memburuk, menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan penderitaan di Gaza.

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut, Dujarric mengutip laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) yang memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |