Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan terjadinya pertumbuhan signifikan pada pembiayaan emas di sektor multifinance, utamanya di tengah perlambatan bisnis-bisnis utama yang dialami berbagai sektor industri. Sehingga, pembiayaan emas dinilai potensial sebagai langkah untuk mendiversifikasi bisnis di industri multifinance.
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Agusman, dalam menjawab pertanyaan media di konferensi pers RDKB September 2025.
Dia merinci, per Agustus 2025, OJK mencatat bahwa pembiayaan emas di multifinance mengalami peningkatan drastis hingga 62,63 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy), hingga mencapai Rp 8,08 miliar.
"Ke depan, pembiayaan segmen ini diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap pembiayaan emas," kata Agusman, dikutip Selasa, 14 Oktober 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Namun di sisi lain, Agusman mengakui jika kontribusi pembiayaan emas masih terbilang sangat kecil, yakni hanya sekitar 0,002 persen dari total outstanding pembiayaan. Tapi menurutnya, pertumbuhan semacam ini merupakan sinyal penting bagi upaya diversifikasi bisnis ke depannya.
Hal itu demi melihat industri multifinance saat ini yang masih sangat terkonsentrasi pada pembiayaan kendaraan bermotor, dengan porsi dominan sebesar 76,17 persen atau senilai Rp 405,79 triliun dari total outstanding per Agustus 2025.
Namun, nyatanya kini terjadi perlambatan pada kinerja piutang pembiayaan, sebagai imbas dari lesunya kinerja sektor otomotif. Dimana per Agustus 2025, piutang pembiayaan tercatat hanya tumbuh 1,27 persen (yoy) menjadi Rp 505,59 triliun, melambat dari bulan sebelumnya di 1,79 persen (yoy).
Kondisi tu pun makin menjauh dari sasaran pertumbuhan OJK di tahun 2025, yang berada di kisaran 8-10 persen. Dengan ada tren tersebut, Agusman berpendapat bahwa target pertumbuhan pembiayaan multifinance di tahun 2025 ini berpotensi meleset.
"Industri multifinance diperkirakan akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025, meskipun terdapat risiko akan bias ke bawah dari proyeksi awal. Sehingga diperlukan peningkatan piutang pembiayaan yang lebih besar ke depannya," ujarnya.
Pembiayaan Pinjol ke Sektor Produktif Tembus Rp 29,64 Triliun Per Agustus 2025
OJK melaporkan, pembiayaan dari industri pindar ke sektor produktif dan/atau UMKM hingga Agustus 2025, mencapai Rp 29,64 triliun.
VIVA.co.id
14 Oktober 2025