Jakarta, VIVA – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Mei 2025, PT Pertamina (Persero) resmi meluncurkan program Jejak Keberlanjutan. Program ini bertujuan meningkatkan literasi dan budaya keberlanjutan di kalangan Perwira Pekerja Pertamina, sekaligus mempercepat upaya dekarbonisasi di seluruh wilayah operasional perusahaan energi pelat merah ini.
Program Jejak Keberlanjutan akan berlangsung sepanjang tahun 2025, dengan fokus mendorong pekerja untuk saling berbagi pengalaman dan mereplikasi inisiatif pengurangan emisi karbon. Pertamina menargetkan terciptanya budaya keberlanjutan yang dimulai dari individu hingga unit operasional masing-masing.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa dekarbonisasi telah menjadi strategi utama perusahaan dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab secara lingkungan.
“Target dekarbonisasi Pertamina yang merupakan bagian dari aspek keberlanjutan (sustainability), diharapkan bisa lebih cepat tercapai dengan dukungan Perwira Pekerja Pertamina. Karena itu, Program Jejak Keberlanjutan dapat menciptakan budaya sustainability dari Perwira, yang dimulai dari diri sendiri dan Unit Operasi masing-masing,” kata Fadjar.
Fadjar menambahkan, langkah ini juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintah dalam menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, lingkungan, alam, dan budaya.
Program Jejak Keberlanjutan Seri 1 telah digelar di dua lokasi operasional unggulan: PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), pada 21–22 April 2025. Keduanya dikenal sebagai pelaksana program dekarbonisasi yang sukses.
RU II Dumai mencatat penurunan emisi karbon sebesar 217.047 ton CO2 sepanjang tahun 2024 melalui berbagai inisiatif efisiensi energi, termasuk optimasi load boiler. Selain itu, unit ini tengah mengkaji proyek flare to power bekerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE).
Sementara itu, PHR memanfaatkan energi bersih melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mampu mengurangi emisi hingga 24 kilo ton CO2 per tahun.
Vice President Sustainability Program, Rating, and Engagement Pertamina, A.A.A. Indira Pratyaksa, menegaskan bahwa program ini juga berfungsi sebagai alat monitoring dan penguatan aksi nyata keberlanjutan.
“Program Jejak Keberlanjutan ini akan meningkatkan aksi nyata, untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission Pemerintah Indonesia. Sehingga, target dekarbonisasi yang dilakukan Pertamina tidak hanya berdampak untuk perusahaan, juga memberi kontribusi bagi negara dan masyarakat menuju lingkungan yang lebih bersih dan harmonis,” kata Indira.
Tahun ini, Pertamina menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 1,6 juta metrik ton CO2, meningkat dari target tahun 2024 yang sebesar 1,09 juta metrik ton CO2. Hingga Januari 2025, Pertamina Group telah berhasil mengurangi emisi sebesar 146.183 metrik ton CO2.
Sebagai pemimpin transisi energi, Pertamina menegaskan komitmennya mendukung target net zero emission 2060. Seluruh inisiatif ini juga sejalan dengan implementasi prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dan kontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Halaman Selanjutnya
RU II Dumai mencatat penurunan emisi karbon sebesar 217.047 ton CO2 sepanjang tahun 2024 melalui berbagai inisiatif efisiensi energi, termasuk optimasi load boiler. Selain itu, unit ini tengah mengkaji proyek flare to power bekerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE).