Jakarta, VIVA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi mengaku pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mengalami penurunan. Namun, ia menegaskan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor.
"Apa yang kemudian dirilis oleh BPS tentang pertumbuhan ekonomi, kalau dari sisi angka, memang betul terjadi penurunan sedikit. Tetapi kita mesti memahami bahwa pertumbuhan ekonomi itu tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor tertentu," kata Prasetyo Hadi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 9 Mei 2025.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi yaitu belanja pemerintah. Prasetyo menyebut anggaran pemerintah belum mencapai puncaknya pada awal tahun.
"Bahwa belanja pemerintah adalah bagian dari salah satu faktor, iya. dan biasanya di awal tahun itu pasti yang disebut dengan belanja pemerintah itu belum mencapai puncaknya, kalau di awal kuartal pertama, triwulan pertama, pasti belum mencapai puncaknya," kata dia.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Prasetyo meminta masyarakat tidak menilai dengan satu sudut pandang saja. Faktor lainnya yaitu karena situasi geopolitik dunia sedang tidak stabil.
Ia beranggapan bahwa efisiensi anggaran tak menjadi penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Karena dengan proses efisiensi kalau dikait-kaitkan misalnya, meskipun tidak selalu pasti ada berkaitan secara langsung," ujar Prasetyo.
"Memang banyak faktor apalagi sekarang mohon maaf, geopolitik dunia juga tadinya kita berharap beberapa konflik segera selesai, tapi yang lama belum selesai sekarang bertambah baru, kan gitu," sambungnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat hanya tumbuh sebesar 4,87 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 2,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika dibandingkan kuartal IV-2024 secara kuartalan atau (qtq), pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -0,98 persen.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 adalah sebesar 4,87 persen bila dibandingkan kuartal 2024 atau secara year on year," ujar Amalia dalam konferensi pers Senin, 5 Mei 2025.
Amalia menjelaskan, pada kuartal I-2025 ini lapangan usaha pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 1,11 persen. Hal ini didorong oleh panen raya dan peningkatan permintaan domestik.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang oleh lapangan usaha dari industri pengolahan, yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,93 persen. Lalu perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,66 persen, dan informasi dan komunikasi sebesar 0,53 persen
Amalia melanjutkan, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi pada kuartal I-2025, dengan total kontribusi sebesar 82,56 persen.
"Konsumisi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu memberikan konstribusi sebesar 2,61 persen. Selain itu pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 juga ditopang oleh komponen PMTB dengan sumber pertumbuhan 0,65 persen," jelasnya.
Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh didorong oleh momen Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk sub komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi adalah transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. Sedangkan PMTB didorong oleh peningkatan impor barang mal khususnya jenis mesin dan kendaraan.
Adapun sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 juga berasal dari nett ekspor dengan sumber pertumbuhan 0,83 persen. Sementara konsumsi pemerintah memberikan sumber pertumbuhan sebesar -0,08 persen.
Halaman Selanjutnya
"Karena dengan proses efisiensi kalau dikait-kaitkan misalnya, meskipun tidak selalu pasti ada berkaitan secara langsung," ujar Prasetyo.