Puasa Bukan cuma Menahan Lapar, Temuan Mengejutkan terhadap Otak Manusia

4 hours ago 3

Senin, 5 Mei 2025 - 13:05 WIB

Jakarta, VIVAPuasa, terutama dalam bentuk puasa intermiten (intermittent fasting), telah menjadi tren gaya hidup yang populer dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak orang mengadopsi pola makan ini dengan harapan dapat menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan metabolik, dan bahkan memperpanjang usia.

Namun, bagaimana sebenarnya puasa mempengaruhi otak manusia?

Apa Itu Puasa Intermiten?

Mengutip sejumlah penelitian ilmiah, puasa intermiten adalah pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan puasa. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain:

- Metode 16/8: Puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam.

- Metode 5:2: Makan normal selama 5 hari dan membatasi kalori hingga 500-600 kalori pada 2 hari non-berturut-turut.

- Eat-Stop-Eat: Puasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.

Dampak Positif Puasa terhadap Otak

1. Meningkatkan Neuroplastisitas

Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk membentuk dan memperkuat koneksi saraf. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), sebuah protein yang berperan penting dalam neuroplastisitas. Peningkatan BDNF dapat membantu otak beradaptasi dengan lebih baik terhadap stres dan cedera.

2. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Beberapa studi menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi kognitif, termasuk memori dan konsentrasi. Hal ini mungkin terkait dengan peningkatan produksi BDNF dan peningkatan efisiensi energi di otak selama periode puasa.

3. Melindungi Otak dari Penyakit Neurodegeneratif

Puasa dapat merangsang proses autophagy, yaitu proses pembersihan sel-sel rusak dalam tubuh, termasuk sel-sel otak. Proses ini dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

4. Mengurangi Peradangan Otak

Peradangan kronis di otak dapat berkontribusi terhadap gangguan mental dan kognitif. Puasa dapat mengurangi tingkat peradangan ini, sehingga berpotensi mengurangi risiko gangguan mental.

Dampak Negatif Puasa terhadap Otak

1. Risiko Hipoglikemia

Puasa dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah, yang dapat mengganggu fungsi otak. Gejala seperti pusing, kebingungan, dan kelelahan dapat muncul jika kadar glukosa darah turun terlalu rendah.

2. Gangguan Tidur

Beberapa orang melaporkan gangguan tidur selama menjalani puasa intermiten. Hal ini mungkin terkait dengan perubahan pola makan dan peningkatan hormon stres.

3. Stres Mental

Bagi sebagian orang, puasa dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, terutama jika tidak dilakukan dengan cara yang sehat dan terstruktur.

Tips Aman Berpuasa untuk Kesehatan Otak

- Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan: Sebelum memulai puasa intermiten, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

- Penuhi Kebutuhan Nutrisi: Pastikan asupan nutrisi selama periode makan mencukupi kebutuhan tubuh.

- Jaga Hidrasi: Minum cukup air selama periode puasa untuk mencegah dehidrasi.

- Perhatikan Respons Tubuh: Jika mengalami gejala negatif seperti pusing atau kelelahan, pertimbangkan untuk menyesuaikan pola puasa.

Halaman Selanjutnya

Dampak Positif Puasa terhadap Otak

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |