Sektor Non-Batubara Cuan, Indika Energy Alokasikan 50 Persen Laba Bersih untuk Dividen Tunai

16 hours ago 3

Rabu, 7 Mei 2025 - 22:03 WIB

Jakarta, VIVA – PT Indika Energy Tbk (INDY) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta yang menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya penetapan dividen tunai.

Perseroan memutuskan akan mengalokasikan sekitar 50 persen dari laba bersih tahun 2024 untuk dibagikan kepada pemegang saham. Total dividen senilai US$ 5,04 juta atau Rp 83,3 miliar (estimasi kurs Rp 16.530) setara US$ 0,00097 atau Rp 16.03 per saham.

Nantinya, nilai tukar akan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen final tunai buku 2024.

Adapun jadwal pembagian dividen final tunai yaitu penentuan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen final tunai (recording date) pada tanggal 19 Mei 2025. Sementara itu, tanggal pembayaran dividen final tunai pada tanggal 4 Juni 2025.

Pada kuartal I-2025, perseroan membukukan pendapatan mencapai US$ 489,6 juta atau menurun 13,7 persen dari US$ US$ 567,3 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Faktor utama penyusutan pendapatan disebabkan penurunan kontribusi dari Kideco akibat merosotnya harga jual rata-rata (ASP) dan Indika Indonesia Resources karena volume perdagangan yang lebih rendah. 

Tambang Batubara Darma Henwa

Pendapatan Kideco menurun sebesar 11,6 persen menjadi US$ 400,1 juta. Hal ini disebabkan menurunnya harga jual rata-rata batubara sebesar 12,9 persen menjadi US$ 52,0 per ton pada periode tersebut dengan volume penjualan sebesar 7,3 juta ton. 

Dari total volume penjualan tersebut, sebanyak 41 persen dijual untuk memasok kebutuhan pasar domestik atau melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batubara yaitu sebesar 25 persen. Langkah tersebut sejalan dengan dukungan Indika Energy terhadap ketahanan energi nasional. 

Sementara itu, volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 59 persen dengan tujuan negara, seperti China, India, Korea Selatan, Jepang dan negara-negara lainnya. Dari sektor non-batubara di tiga bulan pertama tahun 2025 memberikan andil sebesar 18 persen atau meningkat 8,5 persen dari kuartal I-2025.

Menurunnya harga jual rata-rata batubara berpengaruh terhadap kinerja Indika Energy secara keseluruhan. Sehingga, laba bersih perseroan mencapai US$ 2,9 juta setara Rp 47,9 miliar atau turun dari US$ 20,1 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Lebih lanjut, perseroan mengeluarkan dana sebesar US$ 18,5 juta untuk belanja modal (capex) pada kuartal I-2025. Sebagian besar dialokasikan untuk proyek pertambangan emas sebesar US$ 15,3 juta dan bisnis hijau mencapai US$ 1,3 juta.

Dikutip dari keterangan resmi, Manajemen Indika Energy mengungkap akan melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batubara termasuk di sektor mineral, energi baru dan terbarukan, dan kendaraan listrik. Penguatan diversifikasi di luar batubara merupakan pilar utama dari strategi perseroan.

"Dengan mengalokasikan lebih dari 90 persen belanja modal ke sektor non-batubara, kami menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan visi menuju perusahaan yang berkelanjutan dan net-zero," jelas Direktur Utama Indika Energy, Azis Armand, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu, 7 Mei 2025.

Aziz menegaskan, transformasi bisnis yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. Di samping fokus pada penguatan diversifikasi di sektor non-batubara, INDY akan melakukan peningkatan kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi langkah utama untuk mewujudkan target net zero (netral karbon).

Halaman Selanjutnya

Sementara itu, volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 59 persen dengan tujuan negara, seperti China, India, Korea Selatan, Jepang dan negara-negara lainnya. Dari sektor non-batubara di tiga bulan pertama tahun 2025 memberikan andil sebesar 18 persen atau meningkat 8,5 persen dari kuartal I-2025.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |