Jakarta, VIVA – Insiden kebakaran pada mobil hybrid Toyota Innova Zenix kembali mencuat di 2025. Sepanjang tahun ini, tercatat sudah dua kasus kebakaran melibatkan model tersebut.
Kejadian pertama berlangsung di awal tahun, tepatnya di Jalan Sutoyo, Kelurahan Tanah Patah, Kota Bengkulu.
Sebuah Toyota Innova Zenix dengan nomor polisi BD 1041 EH tiba-tiba terbakar di tengah jalan. Api muncul dari bagian kap mobil setelah pengemudi melihat adanya percikan api, dan dengan cepat melahap bagian depan kendaraan.
Peristiwa serupa kembali terjadi belum lama ini di pintu keluar tol Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Mobil Innova Zenix hybrid bernomor polisi B 9275 UYA mendadak mengeluarkan asap dan percikan api dari kap mesin sesaat setelah keluar tol.
Pengemudi sigap menepikan kendaraan ke lokasi aman, namun api tetap berkobar dan membakar bagian depan mobil.
Logo baru mobil hybrid Toyota
Menanggapi dua kejadian tersebut, CEO bengkel Dokter Mobil, Lung Lung, menyampaikan bahwa sistem hybrid Toyota sebetulnya sudah sangat teruji dan tidak mudah mengalami malfungsi tanpa sebab yang jelas.
"Kalau menurut saya pribadi ya, sistem hybrid Toyota masih nomor satu di dunia. Mereka sudah membuat itu dari zaman Prius. Di Prius saja tidak ada cerita yang macam-macam Zenix ini sudah generasi lima dari hybrid-nya mereka. Jadi, bukan baru kemarin sore Toyota membuat hybrid ini," ujarnya saat dihubungi VIVA.
Ia pun menilai, kebakaran yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh pemasangan aksesoris atau modifikasi kelistrikan yang tidak sesuai standar.
"Nah, bisa kebakarnya menurut saya pribadi itu sudah pasti pemiliknya pasang variasi yang aneh-aneh. Misalnya, lampu, audio, klakson, apa pun itu, padahal seharusnya tidak bisa begitu karena bakal merusak atau membuat kesalahan pada sistem hybrid Toyota itu," tegas Lung Lung.
Ia menekankan bahwa modifikasi sembarangan pada sistem kelistrikan, sekalipun hanya menyentuh bagian 12 Volt, tetap berisiko besar terhadap keselamatan kendaraan.
Banyak pemilik kendaraan tidak menyadari bahwa sistem listrik mobil hybrid saling terhubung dan sangat sensitif terhadap perubahan.
“Orang pasti tidak akan langsung menyambungkan aksesori ke baterai tegangan tinggi. Biasanya, mereka pasangnya ke baterai tambahan yang 12 Volt. Tapi mereka lupa, listrik di baterai 12 Volt itu asalnya tetap dari baterai tegangan tinggi, cuma diturunkan tegangannya. Jadi, kalau pemasangannya salah, tetap bisa berdampak ke sistem utama mobil,” jelasnya.
Kemudian, ia juga menyoroti kebiasaan buruk sebagian pemilik mobil di Indonesia yang memilih komponen tambahan dengan kualitas rendah demi menghemat biaya, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.
“Masalahnya, di Indonesia sering asal-asalan pasang kabel. Mobil harganya setengah miliar, tapi kabel variasinya beli yang murah, harganya cuma seribuan per meter. Itu yang bikin korsleting. Sekali korsleting, bisa merusak sistem listrik keseluruhan, apalagi di mobil hybrid." tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Ia pun menilai, kebakaran yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh pemasangan aksesoris atau modifikasi kelistrikan yang tidak sesuai standar.