VIVA – PT Aion Indomobil Distribution Indonesia akan membawa masuk model-model unggulan GAC Group ke pasar Indonesia. Salah satunya GAC E9 PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dalam waktu dekat.
GAC E9 PHEV di China hadir dalam dua tipe, yaitu GL dan GX. Keduanya hanya memiliki sedikit perbedaan fitur. Namun kehadiran MPV baru di kelas premium itu akan menjadi pesaing Toyota Alphard HEV (Hybrid Electric Vehicle) dan Denza D9 Electric.
Eksterior belakang GAC E9 PHEV
Photo :
- Jeffry Yanto Sudibyo
Chief Executive Officer Aion Indonesia, Andry Ciu, mengatakan, bahwa nantinya nama Aion dan Hyptech akan disematkan GAC di depannya, dan peresmian satu induk perusahaan di bawah naungan Indomobil Group tersebut akan dirilis di GIIAS 2025.
"One GAC, jadi nanti ada GAC Aion, GAC Hyptec di boot kita (di GIIAS). Kalau sudah kepajang logo itu, artinya semua produknya lebih lengkap," ucap Ciu di Guangzhou China, Senin 21 April 2025.
Sebelum hadir di pasar Indonesia, Viva Otomotif berkesempatan mencoba 5 produk baru mereka di kawasan pabrik GAC Group di Guangzhou, yaitu Hyptech HT, Aion HL, Aion RT, Aion V, Aion S7, dan GAC E9 PHEV. Tapi sayangnya, hanya sebagai penumpang bukan untuk berkendara.
Dari semua produk yang disediakan, E9 cukup menyita perhatian, lantaran MPV premium yang wujudnya agak mirip Alphard tersebut sudah memiliki setir kanan, berbeda dengan keempat model lain yang masih setir kiri. Maka ada dugaan E9 dipersiapkan terlebih dahulu untuk pasar Tanah Air.
Interior GAC E9 PHEV
Photo :
- Jeffry Yanto Sudibyo
Masuk ke dalam kabin tentunya kemewahan dari MPV 7-seater ramah lingkungan itu sudah terpancar dari desain interior, material yang digunakan, hingga fitur-fitur yang tersemat. Terdapat layar head unit floating berukuran sangat besar, speaker Dynaudio seperti Denza D9, dan panel instrumen full digital.
Kemudian kursi yang dibalut bahan kulit itu bisa memijat dengan 10 titik, dan dilengkapi ventilasi udara untuk menghangatkan, atau memberikan udara dingin layiknya AC. Untuk jok penumpang depan, sopir, dan baris kedua yang sudah model captain seat memiliki pengaturan elektrik 12 arah.
Sama seperti Denza D9 untuk mengatur kursi di baris kedua aksesnya melalui layar sentuh di sandaran tangan. Menambah unsur kemewahan terdapat panoramic sunroof dua sisi yang bisa di buka di bagian depan dan baris kedua. Bahkan terdapat aksen lampu di plafon seperti bintang-bintang di luar angkasa layiknya Rolls-Royce Phantom.
Saat duduk di bangku baris kedua kami merasakan kenyamanan handlingnya dengan suspensi yang tidak terlalu keras, namun cendrung lembut. Gejala bodyroll tentunya bisa dirasakan karena dimensinya yang panjang, namun minim limbung.
Adapun jika kursi baris ketiga diisi penumpang dari bagian luar terlihat agak menurun, sehingga jarak ban dengan fender menjadi lebih dekat.
Sayangnya hanya satu putaran kami menjadi penumpang, karena mobil sudah harus balik lagi ke area parkir. Untuk akses keluar masuk penumpang baris kedua, pintu bisa dibuka otomatis yang dikontrol sopir dari tombol di kabin depan.
Performa dari gabungan mesin pembakaran dan motor listriknya juga tergolong responsif untuk ukuran mobil sebesar itu.
Soal jantung pacunya GAC E9 mengkombinasikan mesin bensin empat silinder berkapasitas 2.000cc bertenaga 190 PS dan torsi 330 Nm, dikawinkan dengan motor listrik untuk membantu menggerakkan roda depan yang punya tenaga 140 kw.
Arus listrik yang dilairkan ke dinamo penggeraknya itu berasal dari magazine battery yang digunakan pada setiap lineup mobil listrik Aion dan Hypetech, namun dayanya lebih kecil karena MPV premium itu masih memiliki enjin pembakaran.
Di Indonesia Nama M6 Diributkan BMW dan BYD, Tapi di China Jadi MPV Merek Lokal
Bukan hanya di Indonesia nama M6 digunakan oleh produk mobil dari brand lain, namun di Tiongkok ada salah satu merek lokal yang menggunakan nama tersebut untuk mobil kelu
VIVA.co.id
21 April 2025