Garut, VIVA – Suasana haru menyelimuti lokasi kunjungan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat mendengar langsung curahan hati anak salah satu korban ledakan gudang amunisi di kawasan militer, Kabupaten Garut pada Senin, 12 Mei 2025.
Di hadapan pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu, anak perempuan itu menyampaikan dengan suara bergetar, bahwa ayahnya bukanlah seorang pemulung rongsokan amunisi, seperti yang sempat anggapan miring yang berkembang di media sosial dan publik.
"Saya minta pertanggungjawaban. Karena bapak saya disitu bukan seperti orang-orang pikirkan, bapak saya bukan mulung, tapi kerja sama tentara. Saya tahu (ayahnya kerja dengan tentara) dari sejak zaman sekolah. Sudah lama kerja, sudah kemana-mana, sudah ke Manado, Makassar, Bali, ke Jakarta Mabes TNI, saya tahu pak," kata salah satu anak korban kepada Dedi Mulyadi di RSUD Pameungpeuk, Garut, Selasa, 13 Mei 2025 dikutip laman Youtube KDM.
"Katanya bapak saya itu nyelonong melawan TNI, itu enggak," imbuhnya
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat menemui anak korban ledakan Garut
Dedi Mulyadi pun bersimpati dengan mendengarkan penjelasan anak korban. Ia mencoba memahami bahwa korban ada di lokasi kejadian karena bekerja, dan peristiwa itu terjadi karena risiko pekerjaan.
"Artinya ini kan posisinya posisi kerja, kategorinya kecelakaan kerja, jadi kaya orang lagi nyangkul kepancong, orang lagi melaut tenggelam, orang lagi nyetir tabrakan, termasuk kategorinya kecelakaan kerja," ujar KDM
KDM Tanggung Biaya Pendidikan
Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral, Dedi Mulyadi berjanji akan menanggung biaya hidup dan pendidikan anak-anak para korban hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memberikan santunan senilai Rp 50 juta kepada keluarga korban untuk keperluan pemulasaraan jenazah dan kebutuhan mendesak lainnya.
"Seluruh anak-anak korban sekolahnya sampai perguruan tinggi saya yang urus, dan nanti saya sampaikan seluruh keluarga nanti Rp50 juta ya. Uangnya nanti saya sampaikan hari ini," ujar Dedi.
Salah seorang anggota keluarga korban Yus dan Anwar, Farid menyampaikan terima kasih adanya perhatian dan kepedulian dari pemerintah terhadap keluarga korban ledakan amunisi di Cibalong.
Ia menyampaikan bantuan yang dijanjikan Gubernur Jawa Barat yakni uang sebesar Rp50 juta, dan bertanggung jawab akan menyekolahkan anak-anak korban sampai ke perguruan tinggi.
"Ya, bertanggung jawab menyekolahkan sampai perguruan tinggi, kemudian uang pemulasaran," ungkapnya
Diketahui, ledakan hebat terjadi saat proses pemusnahan amunisi kadaluarsa milik TNI AD di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin, 12 Mei 2025. Dalam ledakan tersebut, 13 orang meninggal dunia terdiri dari empat anggota TNI, dan sembilan warga sipil.
Halaman Selanjutnya
Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral, Dedi Mulyadi berjanji akan menanggung biaya hidup dan pendidikan anak-anak para korban hingga ke jenjang perguruan tinggi.