Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap China, menyusul dugaan pembatalan kesepakatan besar dengan perusahaan penerbangan Boeing.
Gedung Putih pada Selasa, 15 April 2025, menegaskan bahwa menurut Trump, beban untuk kembali berunding kini berada di tangan Beijing, bukan Washington.
“Bola ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” demikian pernyataan Trump yang dibacakan oleh Sekretaris Pers Karoline Leavitt dalam pengarahan resmi.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt
Leavitt menambahkan, “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain kecuali mereka jauh lebih besar.”
Pernyataan ini dilontarkan setelah Trump menuduh Beijing secara sepihak membatalkan kontrak besar dengan Boeing, menyusul laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa pemerintah China memerintahkan maskapai domestiknya untuk tidak menerima pengiriman jet dari perusahaan asal AS tersebut.
Selain itu, China juga dilaporkan meminta maskapai lokal untuk menghentikan pembelian suku cadang dan peralatan terkait pesawat dari perusahaan-perusahaan Amerika.
"Mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka 'tidak akan mengambil alih' pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan," ujar Trump, dikutip dari The Sundaily, Rabu 16 April 2025.
Meski demikian, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai isi perjanjian tersebut.
Trump, yang kembali menjabat tahun ini, telah memperketat kebijakan perdagangan dengan tarif tinggi pada banyak negara.
Namun, tindakan paling keras diarahkan pada China, termasuk bea masuk tambahan hingga 145 persen pada berbagai produk impor dari Negeri Tirai Bambu.
Sementara itu, hubungan antara AS dan sekutunya juga ikut terdampak. Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengakui dalam wawancara dengan mingguan Jerman Die Zeit bahwa hubungan dengan Amerika Serikat kini menjadi “rumit” setelah Trump menerapkan tarif 10 persen pada Uni Eropa.
Ketika ditanya tentang peluang negosiasi dagang, von der Leyen menjawab, “Eropa menegaskan posisi kami dengan jelas, dan Amerika melakukan hal yang sama.”
Ilustrasi Donald Trump dan kebijakan tarif mobil impor
Di sisi lain, Kanada juga bergerak cepat menghadapi kebijakan dagang Trump. Pemerintah Ottawa menawarkan keringanan tarif bagi produsen mobil yang bersedia mempertahankan fasilitas produksinya di Kanada, sebuah respons atas kekhawatiran bahwa sektor manufaktur mereka akan hengkang ke AS.
Trump kembali menyerang China lewat Truth Social pada Selasa, menuding negara tersebut tidak memenuhi komitmen dalam perjanjian dagang sebelumnya yang disepakati pada masa jabatannya yang pertama.
Ia menyebut bahwa China hanya membeli sebagian dari apa yang mereka setujui untuk dibeli, dan menuduh Beijing tidak menghormati pemerintahan Joe Biden.
Halaman Selanjutnya
"Mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka 'tidak akan mengambil alih' pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan," ujar Trump, dikutip dari The Sundaily, Rabu 16 April 2025.