Gaza, VIVA – Warga Palestina di Jalur Gaza tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan suka cita seperti tahun-tahun sebelumnya. Di tengah perang yang masih berkecamuk antara Israel dan Hamas, mereka harus menghadapi kenyataan pahit: persediaan makanan yang semakin menipis, rumah-rumah yang hancur, dan keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta.
Di beberapa tempat, umat Muslim tetap melaksanakan salat Idul Fitri, tetapi banyak dari mereka harus beribadah di luar masjid yang telah rata dengan tanah akibat serangan bom. Biasanya, Idul Fitri adalah momen penuh kebahagiaan, di mana keluarga berkumpul untuk makan bersama dan anak-anak mendapat baju baru. Namun, kali ini, suasana justru dipenuhi kesedihan dan duka mendalam.
Warga Palestina mengadakan salat Idul Adha di dekat reruntuhan Masjid Ar-Rahma
Photo :
- Muhammad Salem/Reuters
Adel al-Shaer, seorang warga Gaza, tak kuasa menahan air mata saat berbicara tentang kondisi yang dialaminya.
“Ini adalah Idul Fitri yang menyedihkan,” ujarnya setelah melaksanakan salat di luar ruangan di kota Deir al-Balah.
“Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami. Kami kehilangan siswa-siswa kami, sekolah-sekolah kami, dan lembaga-lembaga kami. Kami kehilangan segalanya,” lanjutnya, dilansir dari AP News.
Adel bercerita bahwa 20 anggota keluarganya telah menjadi korban serangan Israel, termasuk empat keponakan mudanya yang baru saja meninggal beberapa hari lalu. Kisahnya hanyalah satu dari sekian banyak kisah memilukan yang dialami warga Palestina di Jalur Gaza.
Perang antara Israel dan Hamas kembali memanas setelah gencatan senjata yang sebelumnya disepakati berakhir awal bulan ini. Israel melanjutkan serangan setelah Hamas menolak perubahan dalam kesepakatan damai yang dirancang pada Januari lalu. Sejak saat itu, ratusan warga Palestina tewas akibat serangan udara dan operasi darat Israel.
Kondisi semakin memburuk karena Israel tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan bahan bakar, masuk ke Gaza selama empat minggu terakhir. Situasi ini menyebabkan lebih dari 2 juta warga Palestina berjuang untuk bertahan hidup tanpa pasokan yang memadai.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas sejak perang pecah. Namun, data tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan anggota militan. Di sisi lain, Israel mengklaim telah membunuh sekitar 20.000 militan Hamas, meskipun tidak memberikan bukti konkret terkait angka tersebut.
Halaman Selanjutnya
Perang antara Israel dan Hamas kembali memanas setelah gencatan senjata yang sebelumnya disepakati berakhir awal bulan ini. Israel melanjutkan serangan setelah Hamas menolak perubahan dalam kesepakatan damai yang dirancang pada Januari lalu. Sejak saat itu, ratusan warga Palestina tewas akibat serangan udara dan operasi darat Israel.