VIVA – Jagat media sosial dibuat heboh dengan kehadiran sebuah patung biawak raksasa di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Patung dengan tampilan yang sangat realistis ini sontak menarik perhatian publik karena kemiripannya dengan satwa aslinya, hingga tak sedikit yang mengira patung tersebut adalah biawak sungguhan.
Patung setinggi 7 meter itu berdiri kokoh di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang–Secang, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo.
Karya ini merupakan buah tangan dari seniman lokal, Rejo Arianto, yang dikenal sebagai lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dengan latar belakang seni rupa murni, khususnya seni lukis.
Namun, viralnya patung ini tak hanya soal bentuknya yang memukau, tetapi juga lantaran kabar bahwa pembangunan tugu tersebut memakan dana sebesar Rp50 juta. Angka itu dianggap terlalu besar oleh sebagian masyarakat. Menanggapi hal ini, Rejo memberikan klarifikasi.
“Kalau tahu prosesnya, saya ngawali aja sampai berhutang, kalau ditulis Rp 50 juta lalu 'wuih banyak sekali' padahal apapun kalau berpikirnya tidak cukup maka tidak cukup, tapi saya minta kepada Pak Bupati mohon maaf saya dimandatkan dana seadanya,” ungkap Rejo, dilansir TikTok @om.gendut18.
Rejo menegaskan bahwa berapapun dana yang diberikan, ia akan tetap berusaha memberikan yang terbaik.
“Seandainya saya diberi Rp5 juta, saya pasti buat semampu saya, sebisa saya ya jadinya selima juga itu tadi,” tambahnya.
Rejo juga menekankan bahwa motivasinya murni untuk berkontribusi terhadap daerah kelahirannya, bukan semata soal anggaran.
“Saya ingin membangun Wonosobo, bukan nominalnya berapa tapi sebaik apa saya memberi Wonosobo, apapun yang saya berikan ke Wonosobo. Jadi saya cukup bahagia kalau teman-teman dan sedulur-sedulut Wonosobo suka, terima kasih sekali dukungannya,” jelasnya.
Viral Patung Biawak di Wonosobo Tampak Realistis: Hanya Habiskan Dana Rp50 Juta
Photo :
- Tangkapan Layar TikTok @otakkanann_
Dibuat dalam waktu sekitar satu setengah bulan, Rejo menyelesaikan bagian patung utama hanya dalam waktu satu minggu. Ukurannya bahkan melebihi rencana awal yang hanya tiga meter.
Terkait sumber pendanaan, Rejo membantah kabar yang menyebut patung ini dibiayai dari dana desa. Ia menyebut bahwa proyek ini didanai oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Wonosobo.
Adapun pemilihan sosok biawak bukanlah tanpa alasan. Satwa ini menurut Rejo cukup sering dijumpai di wilayah Wonosobo, sehingga dianggap bisa menjadi simbol lokal yang kuat sekaligus pengingat akan kekayaan hayati di daerah tersebut.
Kini, patung biawak itu telah menjadi ikon baru Wonosobo, sekaligus destinasi swafoto yang ramai dikunjungi masyarakat. Kehadirannya menjadi bukti bahwa karya seni lokal bisa memberi warna dan kebanggaan tersendiri bagi daerah asalnya.
Halaman Selanjutnya
Rejo juga menekankan bahwa motivasinya murni untuk berkontribusi terhadap daerah kelahirannya, bukan semata soal anggaran.