Jawa Barat, VIVA – Meskipun Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) telah memperbolehkan pelaksanaan wisuda untuk siswa sekolah, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan tetap melarang praktik tersebut di wilayahnya.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa wisuda bukan bagian dari proses pendidikan yang substansial dan justru berpotensi menjadi beban finansial bagi orang tua siswa.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Sela-sela Rapat Bersama Komisi II DPR RI
Photo :
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Ia menilai banyak orang tua terpaksa berutang demi membiayai wisuda anak, yang justru memperparah kemiskinan. Tentu ini membebankan biaya ratusan ribu bahkan jutaan rupiah kepada orang tua siswa, bahkan sampai ada yang pinjam uang.
“Akibat orang tuanya terbebani pinjam Bank Emok. Pinjam bank keliling. Pinjam pinjol. Angka kemiskinan di Jawa Barat akan semakin meningkat," kata Dedi dikutip VIVA melalui unggahan Instagram @fakta.indo Jum’at, 2 Mei 2025.
Lebih lanjut, la menyebut realitas ekonomi masyarakat Jabar tak bisa disamakan dengan Jakarta.
“Orang Jawa Barat itu per RT sudah ada kumpulan 10 orang. Itu pengeluaran rentenir. Dan rata-rata dipakai biaya sekolah," tambahnya.
Sementara itu, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai wisuda boleh dilakukan asal tidak memberatkan. Menurutnya, wisuda bisa menjadi bentuk syukur sekaligus mempererat hubungan orang tua dan sekolah
“Sepanjang itu tidak memberatkan dan atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan," ucap Abdul.
Adanya pernyataan tersebut langsung menjadi sorotan warganet di media sosial. Banyak dari mereka memberikan dukungan kepada Dedi Mulyadi lantaran wisuda sejatinya khusus perguruan tinggi, tidak untuk siswa sekolah.
Ilustrasi wisuda
Photo :
- Pixabay/McElspeth
“Mantap Gubernur Dedi Mulyadi, seharusnya wisuda itu dilakukan untuk yang sudah lulus kuliah saja dan mendapatkan gelar sarjana,” tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.
“Saya peribadi lebih setuju Kang Dedi Mulyadi, ketimbang medikdasmen,” timpal warganet lainnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menilai wisuda boleh dilakukan asal tidak memberatkan. Menurutnya, wisuda bisa menjadi bentuk syukur sekaligus mempererat hubungan orang tua dan sekolah